JAKARTA - Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan pada hari Rabu bahwa situasi keamanan di semenanjung Korea sulit, mengutip pembicaraan tentang kemungkinan uji coba nuklir oleh Korea Utara.
Yoon membuat komentar selama pertemuan dengan sejumlah menteri, mendesak para pejabat untuk tetap waspada untuk merespon lebih baik dalam situasi seperti itu, menurut laporan dari kantor kepresidenan Korea Selatan.
"Situasi keamanan sulit, dengan banyak dari luar negeri juga khawatir di tengah pembicaraan (Korea Utara) melanjutkan uji coba nuklir," ujar Presiden Yoon, melansir Reuters 11 Mei.
Presiden Yoon yang dilantik pada Hari Selasa di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, dengan Korea Utara menguji serangkaian senjata baru, termasuk yang terbaru yang terjadi hanya tiga hari sebelum pelantikannya.
Dia juga mengatakan dalam pertemuan itu, bahwa kenaikkan harga-harga adalah masalah terbesar yang dihadapi perekonomian.
"Perekonomian berada dalam situasi yang sangat sulit dan masalah utama adalah pertumbuhan harga," katanya.
"Kita perlu melakukan tinjauan menyeluruh terhadap berbagai indikator dan terus mempelajari cara untuk menahan harga berdasarkan analisis sumber pertumbuhan harga," tandasnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol telah meminta Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya, sebagai imbalan atas bantuan ekonomi besar-besaran.
Pada pengambilan sumpahnya pada Hari Selasa, Presiden Yoon menggambarkan rudal Pyongyang sebagai ancaman bagi keamanan regional dan global.
"Jika Korea Utara benar-benar memulai proses untuk menyelesaikan denuklirisasi, kami siap bekerja dengan masyarakat internasional untuk menyajikan rencana berani yang akan sangat memperkuat ekonomi Korea Utara, meningkatkan kualitas hidup rakyatnya," sebutnya seperti melansir The National News dari AFP.