Bagikan:

JAKARTA - Dialog antara Korea Selatan dan Korea Utara harus berkontribusi untuk membangun perdamaian, bukan untuk pertunjukan politik, kata Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, beberapa jam setelah Korea Utara menggelar uji coba penembakan dua rudal jelajah ke laut.

Berbicara pada konferensi pers untuk menandai 100 hari pertamanya kepimpinannya, Presiden Yoon tidak menyebutkan peluncuran tersebut, yang kemudian dilaporkan secara publik oleh militer Korea Selatan.

Presiden Yoon mengulangi kesediaannya untuk memberikan bantuan ekonomi bertahap ke Korea Utara, jika itu dapat membantu mengakhiri pengembangan senjata nuklir dan memulai denuklirisasi, mencatat dirinya telah menyerukan dialog dengan Pyongyang sejak kampanyenya.

"Setiap dialog antara para pemimpin Selatan dan Utara, atau negosiasi antara pejabat tingkat kerja, tidak boleh menjadi pertunjukan politik, tetapi harus berkontribusi untuk membangun perdamaian substantif di semenanjung Korea dan di Asia Timur Laut," katanya, melansir Reuters 18 Agustus.

Komentar itu merupakan kritik nyata terhadap KTT yang melibatkan pendahulunya Moon Jae-in, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat saat itu Donald Trump.

Terlepas dari pertemuan itu, pembicaraan denuklirisasi terhenti pada 2019 dan Korea Utara mengatakan tidak akan 'memperdagangkan' pertahanan diri, meskipun telah menyerukan diakhirinya sanksi.

Presiden Yoon mengatakan, Korea Selatan tidak dalam posisi untuk menjamin keamanan Korea Utara, jika menyerahkan senjata nuklirnya, tetapi Seoul tidak menginginkan perubahan paksa dalam status quo di Utara.

Uji coba rudal dan pengembangan nuklir Korea Utara telah menghidupkan kembali perdebatan, apakah Korea Selatan harus mengejar senjata nuklirnya sendiri.

Presiden Yoon mengatakan, dia berkomitmen pada Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) dan bekerja dengan Amerika Serikat untuk meningkatkan "pencegahan yang diperpanjang" untuk Korea Selatan.

"NPT tidak boleh ditinggalkan dan saya akan mematuhinya sampai akhir," tegasnya.

Diketahui, peluncuran rudal Korea Utara pada hari Rabu adalah yang pertama dilaporkan dalam beberapa bulan, sehari setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat memulai latihan gabungan awal menjelang dimulainya kembali pelatihan lapangan langsung yang dihentikan di bawah kepemimpinan Moon.

Seorang juru bicara Pentagon menolak mengomentari apa yang disebutnya "dugaan peluncuran rudal jelajah," tetapi mengatakan Amerika Serikat tetap fokus pada koordinasi erat dengan sekutu dan mitra, untuk "mengatasi ancaman" yang ditimbulkan oleh Korea Utara.