Menangi Putaran Keempat Pemilihan Bakal Calon PM Inggris, Rishi Sunak Prioritaskan Hukum dan Keamanan
Liz Truss, Rishi Sunak dan Penny Mordaunt. (Wikimedia Commons/Chris McAndrew)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak kembali menunjukkan keunggulannya dalam pemungutan suara pemilihan pengganti Boris Johnson sebagai ketua Partai Konservatif sekaligus Perdana Menteri Inggris.

Dalam pemungutan suara putaran keempat kemarin, Sunak meraih 118 suara, unggul dari kandidat favorit Menteri Perdagangan Junior Penny Mordaunt (92 suara) dan Menteri Luar Negeri Liz Truss (86 suara). Sementara mantan Menteri Kesetaraan Kemi Badenoch yang hanya meraup 59 suara tersingkir.

Anggota parlemen akan menghilangkan satu lagi sebelum 200.000 anggota partai yang memerintah memilih pemimpin baru mereka, yang secara otomatis akan menjadi perdana menteri.

Tidak seperti pada 2019, ketika Johnson jelas difavoritkan untuk mengikuti pemilihan, hasilnya lebih sulit diprediksi, dengan jajak pendapat anggota partai menunjukkan Sunak akan kalah dari siapa pun yang terpilih untuk menghadapinya.

Sejak Johnson mengatakan dia akan mengundurkan diri awal bulan ini setelah pemerintahannya yang dilanda skandal kehilangan dukungan dari banyak Konservatif, perlombaan untuk menggantikannya menjadi semakin buruk dengan para pesaing memperdagangkan duri dan rekor yang menantang.

Mordaunt hanya bertahan di tempat kedua dan berterima kasih kepada rekan-rekan atas dukungan mereka.

"Kami hampir mencapai garis finis. Saya sangat bersemangat untuk pergi dan bersemangat untuk menyampaikan kasus saya kepada anggota di seluruh negeri dan menang," katanya dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 20 Juli.

Sementara itu, seorang juru bicara Truss mengatakan sudah waktunya bagi partai untuk bersatu di belakang seorang kandidat yang akan memerintah dengan cara Konservatif, yang telah menunjukkan bahwa dia dapat memberikan waktu dan lagi.

Sunak, Truss dan Mordaunt telah memberikan penawaran kebijakan untuk menambah momentum kampanye mereka, mencoba mengalihkan fokus dari janji pemotongan pajak, pada saat ekonomi Inggris yang lesu telah membuat orang-orang dengan tekanan paling ketat pada keuangan mereka selama beberapa dekade.

Sunak, yang pengunduran dirinya sebagai menteri keuangan membantu memicu kejatuhan Johnson, mengatakan dia akan menerapkan hukuman yang lebih keras bagi penjahat yang gagal menghadiri pengadilan, serta menindak geng-geng yang mempermainkan anak perempuan dan perempuan muda untuk berhubungan seks.

"Ini akan menjadi prioritas utama saya di pemerintahan untuk menjaga keamanan publik Inggris, dan saya akan melakukan apa pun untuk mewujudkannya," ungkap Sunak dalam sebuah pernyataan.