JAKARTA - Polisi menjelaskan momen sebelum terjadi aksi saling tembak Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat dengan Bharada E. Ternyata sempat ada pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Bahkan, Brigadir J menghardik istri dari jendral tersebut.
"Brigadir J masuk ke ruang ibu melakukan pelecehan. Ibu yang tertidur terbangun kaget lalu menegur saudara J, saudara J membalas "diam kamu!" sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang dan menodongkan ibu kadiv," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budhi Susianto kepada wartawan, Selasa, 12 Juli.
Lanjut Budhi, usai menondongkan senjata api, istri dari Irjen Sambo kemudian berteriak hingga pengawal yang ada rumah itu mendatangi kamar tersebut.
"Di situlah saudara panik apalagi mendengar ada suara langkah orang berlari yang mendekat ke arah suara permintaan tolong," katanya.
Bharada E yang berada di lokasi segera menghampiri suara teriakan tersebut. Namun belum sampai kamar itu, pengawal dari Irjen Sambo melihat Brigadir J keluar dari kamar istri jendral tersebut.
"Baru separuh tangga kemudian melihat saudara (brigadir) J keluar dari kamar (Istri Kadiv) menanyakan "ada apa", bukan dijawab tapi dilakukan dengan penembakan," jelasnya.
Dalam insiden aksi saling tembak itu, ada 12 peluru yang keluar dari senjata api Bharada E dan Brigadir J. Namun dari hasil olah TKP dan autopsi, ada 5 peluru yang yang ditembakan Bharada E menyasar ke tubuh Brigadir J.
BACA JUGA:
"Sedangkan 7 ditembakan yang dilepaskan (brigadir) J tidak mengenai saudara RE hanya mengenai tembok atau titik tembakan," katanya
"(Kemudian) Hasil otopsi tersebut kami mendapatkan bahwa ada 7 luka tembak masuk (tubuh Brigadir J) dan 6 luka tembak keluar dan satu proyektil bersarang di dada. Artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan," tambahnya
"Ada peluru yang kena ke jari Brigadir J itu sendiri yang kemudian tembus dan mengenai bagian tubuh yang lain. Jadi bukan karena ada potongan," tutupnya.