Komisi III Minta Kasus Penembakan Kadiv Propam Jadi Atensi Kapolri
Ilustrasi/Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Didik Mukrianto, meminta kasus penembakan yang dilakukan polisi bernama Bharada E terhadap ajudan Kadiv Propam Polri Brigadir Nopryansah Josua Hutabarat hingga tewas, menjadi atensi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Didik mengingatkan bahwa pembinaan SDM Polri salah satu sub sistem terpenting bagi institusi Polri.

"Kasus ini harus menjadi atensi Kapolri. Apapun yang terjadi dalam kasus ini, membuka mata publik bahwa ada persoalan yang tidak baik yang melibatkan anggota Polri," ujar Didik, Selasa, 12 Juli. 

"Poin dasarnya adalah mengapa sampai terjadi peristiwa demikian? Bagaimana Pengawasannya? Bagaimana Pengendaliannya ? Dan Bagaimana Pembinaannya? Kita tahu bahwa Pembinaan SDM adalah salah satu sub sistem dari pembinaan kekuatan Polri, yang merupakan salah satu bagian paling menentukan dalam keseluruhan pembinaan Polri," lanjutnya.  

Disisi lain, Didik mengapresiasi Polri yang sudah menjelaskan terkait duduk persoalan insiden penembakan tersebut. Menurutnya, penjelasan Polri penting untuk menghentikan spekulasi di publik terkait insiden tembak menembak antara anggota Polri.

"Alhamdulillah Polisi sudah memberikan keterangan pers terkait dengan standing kasus penembakan yang melibatkan Brigadir J dan Bharada E. Paling tidak publik mendapatkan asupan informasi awal, sehingga tidak menimbulkan spekulasi yang berlebihan," katanya.

Namun, politikus Demokrat itu mengaku prihatin atas kejadian tersebut. "Tentu ini harus menjadi perhatian Polri terkait dengan pengawasan dan pembinaan anggota Kepolisian secara keseluruhan," kata Didik.

Oleh karena itu, Didik meminta Polri transparan dan profesional dalam mengusut tuntas kasus ini. Sebab, kata dia, kasus penembakan antara anggota Polri pasti menjadi sorotan publik.

"Saya berharap agar kasus ini diproses secara transparan, profesional dan akuntabel agar standing case-nya bisa diungkap seterang dan setuntas mungkin," harapnya. 

Didik juga mengharap, setiap tahapan penanganan kasus tersebut dilakukan seterang mungkin dan memberikan akses publik untuk mendapatkan informasi yang utuh dan benar. "Karena bagaimanapun juga kasus yang melibatkan sesama anggota Polri ini menjadi perhatian publik. Wajar jika masyarakat berkepentingan terhadap pengungkapan kasus ini karena salah satu tugas yang diemban Polri adalah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menjadi pengayom masyarakat," paparnya.

Didik menilai, kasus penembakan sesama polisi ini seolah-olah memberi gambaran ke publik betapa mudahnya para aparat kepolisian dengan fasilitas senjata yang mereka punya dipergunakan untuk saling baku tembak. Apalagi, kata dia, kebetulan locus delictinya juga di rumah anggota kepolisian.

"Atas dasar itu, sejak awal Polisi harus menyadari bahwa rasa keingintahuan publik, logika-logika dan tanda tanya publik harus bisa dijawab dengan penanganan dan pengusutan kasus itu seterang dan setuntas mungkin," tandasnya.