Bagikan:

JAKARTA - Sempat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, politisi Hong Kong mengumumkan dirinya dinyatakan positif COVID-19 dua hari setelah pertemuan saat pengambilan sumpah pemimpin baru Hong Kong pekan lalu.

Steven Ho, yang merupakan bagian dari partai pro-Beijing terbesar di kota itu, Aliansi Demokratik untuk Perbaikan dan Kemajuan Hong Kong (DAB), dites positif terkena virus corona pada 2 Juli dan telah mengisolasi diri, menurut pengumuman di halaman Facebook-nya. pada hari Minggu.

Ho mengatakan dia dites negatif untuk virus pada 30 Juni, hari dia diperlihatkan dalam foto bersama Xi, yang ditampilkan oleh penyiar lokal RTHK, melansir Reuters 4 Juli.

Presiden Xi berada di Hong Kong untuk menandai perayaan serah terima ke-25 wilayah itu ke daratan dari Inggris, serta mengambil sumpah pemimpin baru kota itu John Lee.

Pada upacara pengambilan sumpah Lee, semua pejabat, termasuk Presiden Xi, mengenakan masker dan tidak berjabat tangan. Untuk kepentingan perayaan dan kunjungan Presiden Xi kali ini, kepolisian telah memperingatkan segala tindak kekerasan dan gangguan publik. Lebih dari 30.000 tentara dikerahkan untuk melakukan pengamanan.

Selain itu, polisi menutup beberapa bagian Hong Kong, memblokir jalan dan memberlakukan zona larangan terbang di atas Pelabuhan Victoria. Bahkan, John Lee dan Carrie Lam (pemimpin Hong Kong yang digantikan Lee) tinggal di hotel karantina dan menjalani tes COVID-19 berhari-hari sebelum kedatangan Presiden Xi.

Diberitakan sebelumnya, kunjungan Itu adalah perjalanan publik pertama Presiden Xi Jinping ke luar daratan China, sejak pandemi virus corona dimulai.

Kunjungan Presiden Xi ke Hong Kong adalah yang pertama sejak 2017, ketika dia mengambil sumpah pemimpin sebelumnya Carrie Lam dan bermalam di kota itu selama perjalanannya.

Namun selama kunjungan minggu lalu, dia datang ke Hong Kong pada Hari Kamis dan Jumat, tetapi menginap di wilayah Shenzhen (China daratan). Keberadaannya kali ini, dan alasan mengapa dia memilih Shenzhen, belum dikonfirmasi secara resmi.

Diketahui, China menganut kebijakan 'nol COVID' yang bertujuan untuk memberantas semua wabah, dengan biaya berapa pun, yang bertentangan dengan tren global yang mencoba hidup berdampingan dengan virus.