Salah Arah Ekonomi Barat Kacaukan Produksi Pertanian Global, Presiden Putin: Kami Siap Penuhi Permintaan Petani Indonesia
Presiden Jokowi bersama Presiden Putin di Kremlin, Moskow. (Sumber: Kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut salah arah ekonomi Barat menyebabkan produksi pertanian global saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kremlin, Kamis, menyatakan siap memenuhi permintaan petani Indonesia.

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat Presiden Putin mengatakan, Rusia telah dan tetap menjadi salah satu produsen dan pengekspor produk makanan utama dunia. Pengiriman produk pertanian Rusia disebutkan dilakukan ke 161 negara di dunia.

Tahun lalu, lanjutnya, lebih dari 43 juta ton biji-bijian diekspor, di mana hanya gandum mencapai 33 juta ton. Tahun ini kami memperkirakan panen biji-bijian yang baik, yang akan memberi kami kesempatan untuk meningkatkan pasokan kami ke pasar luar negeri hingga 50 juta ton produk yang sesuai.

"Dengan cara yang sama, kami siap untuk sepenuhnya memenuhi permintaan petani dari Indonesia dan negara-negara sahabat lainnya untuk nitrogen, fosfor, pupuk kalium dan bahan baku untuk produksi mereka," terang Presiden Putin, seperti melansir Kremlin.ru 1 Juli.

"Seperti yang Anda ketahui, pangsa Rusia di pasar dunia pupuk mineral adalah 11 persen, dan untuk beberapa item melebihi 20 persen. Tahun lalu, 37 juta ton produk ini dikirim ke luar negeri," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Putin menyebut negara-negara Barat, yang tidak mau mengakui kesalahan arah ekonomi mereka, semakin mengacaukan produksi pertanian global dengan memberlakukan pembatasan pasokan pupuk Rusia dan Belarusia.

"Sehingga menyulitkan ekspor biji-bijian Rusia ke pasar dunia, memperumit asuransi curah. pengangkut yang mengangkut gandum dan melakukan pembayaran bank berdasarkan kontrak perdagangan," kritiknya.

Kendati demikian, Presiden Putin menggarisbawahi Rusia bermaksud untuk terus memenuhi kewajiban kontraktual kami dengan itikad baik untuk pasokan makanan, pupuk, serta pembawa energi dan barang-barang penting lainnya.

"Dalam hal ini, kami menganggap sangat penting untuk memulihkan rantai pasokan yang dilanggar oleh sanksi," tandasnya.

Presiden Putin mengapresiasi kunjungan dan diskusi kedua pemimpin yang dinilainya berlangsung produktif. Ia yakin, kesepakatan yang dicapai dari pertemuan tersebut akan semakin memperkuat kemitraan Rusia - Indonesia.

Diketahui, Presiden Jokowi tiba di Rusia, Kamis, 30 Juni 2022 dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia GIA-1 yang mendarat di Bandara Vnukovo II sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Selang sehari sebelumnya, Jokowi baru saja bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istana Maryinsky, Kyiv.

Usai bertemu Presiden Putin, rombongan Presiden Jokowi betolak menuju Abu Dhabi, Uni Emirat Arab dari Bandara Vnukovo II, Moskow, Rusia dengan menggunakan Pesawat Garuda Indonesia GIA-1.