JAKARTA - Otoritas Hong Kong berjuang "habis-habisan" untuk mengatasi lonjakan kasus COVID-19, kata pejabat kota itu pada Minggu 20 Februari 2022.
Pejabat tinggi Hong Kong John Lee menulis dalam blog pada Minggu bahwa "pemerintah telah memasuki tahap pertempuran habis-habisan. Sesuai instruksi penting Presiden Xi Jinping, untuk menstabilkan dan mengendalikan epidemi sebagai tugas utama."
Dalam "tegurannya" kepada otoritas Hong Kong dalam pengendalian wabah yang memburuk, Presiden China Xi Jinping sebelumnya mengatakan perang melawan virus corona kini harus menjadi "misi utama".
Untuk melawan wabah, Hong Kong menambah fasilitas isolasi dan perawatan dengan bantuan tim konstruksi dari China daratan.
Otoritas kota itu mengatakan bahwa Terminal Kapal Pesiar Kai Tak akan dialihkan fungsinya menjadi fasilitas khusus untuk merawat pasien COVID dengan 1.000 tempat tidur untuk mengurangi beban rumah sakit umum.
Saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan 10.000 unit isolasi COVID di Penny's Bay, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, seperti dikutip Antara, mengatakan fasilitas ini akan meningkatkan kapasitas anti-wabah di kota itu "dalam waktu yang sangat singkat".
Kepala kesehatan Sophia Chan mengatakan pemerintah kota tengah mempertimbangkan untuk memperketat pembatasan sosial.
Meskipun Hong Kong sejauh ini telah mengesampingkan rencana penguncian seluruh kota, otoritas mempertimbangkan untuk mewajibkan tes COVID bagi 7,4 juta penduduknya.
China telah mengirim sejumlah ahli epidemi, pakar perawatan kritis dan lebih dari 100 petugas tes ke kota itu, di mana otoritas mengatakan bahwa lonjakan kasus baru dapat mereda setelah tiga bulan.
Pengalihan fungsi kompleks perumahan, hotel komersial dan pusat-pusat olahraga dalam ruang akan memberikan 20.000 unit ruang isolasi tambahan bagi mereka yang terbukti positif COVID namun tidak bergejala atau bergejala ringan.
Hong Kong melaporkan 6.063 kasus baru COVID-19 pada Sabtu 19 Februari 2022.