JAKARTA - Merebaknya pandemi COVID-19 di Hong Kong sejak akhir januari lalu membuat toko-toko hingga sebagian besar sekolah tutup. Alhasil, ribuan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) menunda ujian akhir untuk mengikuti anjuran berdiam diri di rumah dalam rangka menerapkan jaga jarak atau physical distancing.
Setelah sekian lama menanti, empunya kebijakan akhirnya mengizinkan kembali pelajar di Hong Kong untuk mengikuti pelaksanaan ujian akhir sekolah pada Jumat, 24 April. Melansir Reuters, tercatat lebih dari tiga ribu pelajar saat ini telah mengikuti ujian akhir secara keseluruhan.
Dalam gelombang lain yang dilaksanakan pada bulan berikutnya, akan ada sekitar 52 ribu pelajar yang siap mengikuti ujian akhir tersebut. Peristiwa ini merupakan pertama kalinya ribuan pelajar di Hong Kong kembali ke sekolah setelah sekian lama berada di rumah.
Karenanya, demi keamanan supaya tak tertular COVID-19, pemerintah mengimbau para pelajar untuk tak lupa mengenakan masker dan memeriksakan suhu tubuh.
Maka dari itu, pelajar diminta untuk datang lebih awal guna memeriksa suhu tubuh. Selebihnya, pihak sekolah tak hanya mewajibkan penggunakan masker saja. Mereka juga menyediakan hand sanitizer pada setiap sudut sekolah dan membuat jarak sekitar dua meter antarmeja untuk menjaga physical distancing.
"Meskipun hal itu relatif berbahaya untuk memulai ujian bagi kami pada saat ini, namun mungkin semua ujian akan dibatalkan sama sekali kalau tidak dilaksanakan sekarang," kata pelajar Sekolah Menengah Atas Clementi berusia 19 tahun, Emily Chui sebelum pergi ke ruang ujian.
BACA JUGA:
Tak hanya Emily, beberapa pelajar lainnya masih tidak begitu yakin dengan penyelenggaraan ujian akan berlangsung aman. Sebab, Hong Kong hingga hari ini masih saja melaporkan kasus penularan baru COVID-19.
"Sepertinya kita mempertaruhkan hidup kita lewat ujian akhir untuk sebuah kursi di universitas. Dan kita bahkan tidak tahu apakah kita akan berhasil," ucap pelajar berusia 18 tahun Rita Hung.
Sementara itu, sejauh ini Hong Kong telah mengonfirmasi 1.036 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat empat kasus meninggal dunia.