Rusia Klaim Kendalikan Wilayah Lugansk, Presiden Zelensky Janji Rebut Kembali Lysychansk dengan Bantuan Barat
Presiden Volodymyr Zelensky. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Hari Minggu berjanji merebut kembali kendali Lysychansk dengan bantuan senjata Barat, seiring dengan penarikan pasukan Ukraina dari wilayah tersebut setelah serangan pasukan Rusia.

Rusia mengatakan perebutan kota Lysychansk kurang dari seminggu setelah mengambil tetangga Sievierdonetsk memberinya kendali penuh atas wilayah Luhansk timur, kemenangan politik yang memenuhi tujuan utama perang Kremlin. Fokus medan perang sekarang bergeser ke wilayah Donetsk yang berdekatan, di mana Kyiv masih menguasai sebagian besar wilayah.

"Jika komandan tentara kita menarik orang-orang dari titik-titik tertentu di depan, di mana musuh memiliki keunggulan daya tembak terbesar, dan ini juga berlaku untuk Lysychansk, itu berarti hanya satu hal," kata Presiden Zelensky dalam pidato video malamnya, melansir Reuters 4 Juli.

"Bahwa kami akan kembali berkat taktik kami, berkat peningkatan pasokan senjata modern," janji Presiden Zelensky.

Lebih lanjut Presiden Zelensky mengatakan, Rusia memusatkan daya tembaknya di front Donbas, tetapi Ukraina akan membalas dengan senjata jarak jauh seperti peluncur roket HIMARS yang dipasok AS.

"Fakta bahwa kami melindungi nyawa tentara kami, rakyat kami, memainkan peran yang sama pentingnya. Kami akan membangun kembali tembok, kami akan memenangkan kembali tanah, dan orang-orang harus dilindungi di atas segalanya," terang Presiden Zelensky.

dampak serangan rusia
Ilustrasi dampak serangan Rusia. (Wikimedia Commons/State Emergency Service of Ukraine)

Sejak meninggalkan serangan di ibu kota Kyiv, Rusia telah memusatkan operasi militernya di jantung industri Donbas yang terdiri dari wilayah Lugansk dan Donetsk, di mana proksi separatis yang didukung Moskow telah memerangi Ukraina sejak 2014.

Rusia mengatakan sedang merebut wilayah Lugansk untuk memberikannya kepada Republik Rakyat Lugansk yang diproklamirkan sendiri, yang kemerdekaannya diakui sesaat sebelum invasi dimulai.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memberi tahu Presiden Vladimir Putin bahwa Lugansk telah "dibebaskan", kata kementerian pertahanan, setelah Rusia sebelumnya mengatakan pasukannya telah merebut desa-desa di sekitar Lysychansk dan mengepung kota.

Sementara itu, komando militer Ukraina mengatakan pasukannya telah dipaksa mundur dari kota, menjelaskan langkah yang diambil.

"Kelanjutan pertahanan kota akan mengakibatkan konsekuensi fatal. Untuk menyelamatkan nyawa para pejuang Ukraina, keputusan dibuat untuk mundur," terang pihak militer dalam sebuah pernyataan di media sosial.

Pejabat Ukraina, yang mengatakan referensi untuk 'membebaskan' wilayah Ukraina adalah propaganda Rusia, telah melaporkan rentetan artileri yang intens di daerah pemukiman.

Diketahui, Ribuan warga sipil telah tewas dan kota-kota diratakan sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, dengan Kyiv menuduh Moskow sengaja menargetkan warga sipil. Moskow membantahnya.

Rusia mengatakan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina bertujuan untuk melindungi penutur bahasa Rusia dari kaum nasionalis. Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan ini adalah dalih tak berdasar untuk agresi mencolok yang bertujuan merebut wilayah.