JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kembali melontarkan kritik keras terhadap PBB, serta menyebut kontak dengan Eropa tak lagi jadi prioritas, seiring dengan berlarutnya perang di Ukraina dan derasnya sorotan terhadap Moskow.
Menlu Lavrov mengatakan, Rusia selalu berhubungan dengan Barat dan Timur, tetapi sekarang kontak dengan Eropa tidak menjadi prioritas Rusia, dalam wawancara dengan televisi.
"Kami selalu bekerja dengan Barat, Timur, Utara, dan Selatan. Sejak saat Barat memutuskan semua kontak, kami secara objektif bekerja dengan Timur, seperti sebelumnya," ujarnya dalam wawancara di saluran NTV, mengutip TASS 17 Juni.
"Kami memperluas kontak dengan Timur, seperti biasa. Tapi di secara absolut kontak-kontak ini tumbuh, sementara secara relatif Eropa telah menghilang dari prioritas kami, tentu saja," tukasnya.
Dalam wawancara terpisah dengan saluran televisi berbeda di hari yang sama, Menlu Lavrov mengatakan para pejabat internasional, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet, menjadi sasaran tekanan dari Barat, dan sering bertindak sebagai corong untuk berita palsu.
Menlu Lavrov mengatakan, Ukraina belum menghadapi Nazi dan Nazisme berkembang pesat di sana.
Itu kemudian ditanggapi wartawan yang mewawancarainya, mengutip Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia yang mengatakan, pasukan Rusia diduga menahan 360 orang selama 28 hari di Wilayah Chernigov.
BACA JUGA:
"Pejabat internasional, termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, dan, yang sangat saya sesalkan, Sekretaris Jenderal PBB dan banyak perwakilan PBB lainnya, menjadi sasaran tekanan dari Barat dan sering bertindak sebagai corong berita palsu," kritik Lavrov.
Ditegaskan Menlu Lavrov, Rusia tidak malu untuk menunjukkan dirinya apa adanya kepada dunia internasional.
"Rusia tidak begitu bersih. Ini adalah apa adanya. Kami tidak malu untuk menunjukkan diri kami apa adanya," tukasnya.