Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut tertarik menjadikan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon wakil presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hanya saja, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo menyebut Sri Mulyani kini tengah fokus bekerja membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ada beberapa pekerjaan yang tengah fokus dilakukan Sri Mulyani saat ini, termasuk menjaga momentum pemulihan ekonomi di Tanah Air setelah terdampak pandemi COVID-19.

"Bu Sri Mulyani (saat ini, red) berkomitmen untuk fokus membantu Presiden Jokowi menjaga momentum pemulihan ekonomi, menghadapi dampak dinamika ekonomi politik global, dan keketuaan G20," kata Yustinus kepada VOI melalui pesan singkat, Selasa, 14 Juni.

Yustinus menegaskan, Sri Mulyani juga tak pernah membahas tentang Pilpres 2024 mendatang dengan partai atau pihak manapun. Dia lebih memilih fokus pada tugas dan fungsi pokoknya sebagai Menteri Keuangan.

"Sama sekali tidak pernah membahas atau mendiskusikan mengenai kontestasi politik," tegasnya.

"Semua diskusi terkait dengan keuangan negara dan perekonomian nasional saja," imbuh Yustinus.

Diberitakan sebelumnya, Cak Imin berulang kali menegaskan bakal maju menjadi calon presiden dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Terbaru, dirinya melirik Sri Mulyani yang kini menjabat sebagai Menteri Keuangan jadi cawapresnya.

"Insyaallah, kita maju di 2024. Dapat pasangan yang baik dan tepat, dan salah satu yang saya lirik adalah Bu Sri Mulyani, Menteri Keuangan. Minta dukungan dari semua masyarakat," kata Cak Imin usai Konser Kebangsaan di Lapangan Ahmad Yani, Kota Tangerang, Minggu, 10 Juni.

Meski begitu, Cak Imin menegaskan ketertarikannya pada Sri Mulyani belum final. Ada berbagai kemungkinan terhadap dinamika politik menghadapi Pemilu 2024.

Hal yang sama, kata dia, juga dilakukan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sementara terkait wacana koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), disebutnya hanya sebagai bentuk penjajakan.

"Semua yang dilakukan belum final. Semua partai juga begitu, mungkin salah satu yang sudah final itu KIB," pungkasnya.