JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin masuk dalam radar calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo. Cak Imin, menjadi salah satu dari 5 nama cawapres PDIP.
Menanggapi hal ini, Waketum PKB Jazilul Fawaid mengaku masuknya Cak Imin sebagai kandidat cawapres Ganjar menjadi godaan besar bagi partai yang sudah mendukung Prabowo Subianto sebagai capres itu.
Awalnya, Jazilul mengungkap kedekatan hubungan antara PKB dan PDIP. Sebagai sahabat, kata dia, tentu PKB akan menerima pinangan PDIP untuk Cak Imin berpasangan dengan Ganjar.
"Begini, Pak Ganjar itu capres yang diusung oleh PDIP. PDIP dengan PKB itu kawan lama. Kedua, nama Gus Imin itu juga ada di-list kandidat 5 nama yang akan mendampingi Pak Ganjar. Jadi kalau publik melihat, 'wah udah pantes nih' itu publik, tapi kalau ketua umumnya bilang, Bu Mega bilang pantes, Gus Imin bilang pantes, PPP bilang pantes, ya bisa berangkat," ujar Jazilul di gedung DPR, Rabu, 23 Agustus.
Namun, lanjutnya, PKB sudah terlanjur mengikat janji dengan Partai Gerindra dan mendukung pencapresan Prabowo Subianto. PKB, kata Jazilul, sudah berkomitmen terkait hal itu.
"Tapi kan enggak sekarang, karena kan PKB hari ini bersama Gerindra. Jadi sampai pada keputusan akhir," kata Jazil.
Jazilul pun mengaku pihaknya tergoda bergabung dengan PDIP setelah mendengar kabar Cak Imin masuk dalam 5 nama cawapres Ganjar. Meski begitu, kata dia, PKB masih berkomitmen dengan Gerindra yang sampai saat ini belum memutuskan siapa cawapres Prabowo.
"Kita tergoda, godaan besar untuk PKB itu," kata Jazilul.
"Tapi PKB enggak goyang, masih tetap fokus menyelesaikan pembicaraan dengan Gerindra," imbuhnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyebutkan, bakal cawapres Ganjar Pranowo sudah mengerucut menjadi 5 nama, salah satunya adalah Cak Imin.
"Sekarang sudah mengerucut 5, salah satunya Cak Imin," kata Puan.
Adapun empat nama lainnya, yakni Menparekraf sekaligus Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno, Menteri BUMN Erick Thohir, mantan Panglima TNI Andika Perkasa, dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).