JAKARTA - Moskow berjanji akan segera menanggapi dengan tegas, jika Kyiv menggunakan sistem senjata jarak jauh melawan Rusia, kata seorang utusan, Kamis.
Moskow akan segera merespons jika Rusia diserang dengan sistem senjata jarak jauh, kata Kepala Delegasi Rusia untuk Perundingan Keamanan Militer dan Kontrol Senjata di Wina, Austria, Konstantin Gavrilov kepada saluran TV Rossiya-24.
"Kami secara khusus menyoroti pengiriman (ke Ukraina) howitzer jarak jauh dan HIMARS MLRS yang mengancam tidak hanya Donbass, tetapi juga Rusia," ujarnya seperti melansir TASS 10 Juni.
"Kami telah dengan jelas menetapkan sikap Rusia: jika Federasi Rusia diserang dengan serangan jarak jauh ini. sistem, tanggapan terhadap pusat pengambilan keputusan akan segera dilakukan," tegasnya.
Lebih jauh utusan itu mencatat, darknet sekarang dipenuhi dengan tawaran untuk menjual senjata yang telah diterima Ukraina dari AS.
"Saya pikir, ini terjadi bukan tanpa keterlibatan militer dan kepemimpinan politik Ukraina. Saya tidak mengesampingkan apa pun lagi," tambahnya.
Menurut diplomat itu, janji rezim Kyiv bahwa Ukraina tidak akan menggunakan sistem HIMARS untuk menyerang Rusia, "tidak bernilai sepeser pun."
Pekan lalu, Pemerintahan Amerika Serikat mengumumkan rencana pemberian paket bantuan militer baru ke Ukraina, yang akan mencakup pengiriman senjata dan amunisi HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi).
BACA JUGA:
Dikatakan batch pertama akan mencakup empat sistem roket. Para pejabat AS sebelumnya mengatakan, jangkauan serang dari peluncur roket ringan beroda HIMARS tidak akan melebihi 80 kilometer.
Seperti yang ditegaskan Washington, Kyiv memberikan jaminan bahwa sistem roket AS tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.
Sementara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menegaskan, jaminan Kiev bahwa mereka tidak akan menggunakan sistem senjata buatan AS ini terhadap target di wilayah Rusia, tidak ada artinya dan tidak dapat dipercaya.