Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Norwegia menyebut Iran mekakukan eksekusi massal terhadap 12 tahanan di tenggara negara tersebut, salah satunya wanita, terkait dengan tuduhan narkoba atau pembunuhan.

Lembaga Hak Asasi Manusia Iran (IHR) mengatakan, para narapidana digantung di penjara Zahedan di provinsi Sistan-Baluchestan dekat perbatasan negara itu dengan Afghanistan dan Pakistan.

Semua 12 tahanan adalah anggota etnis minoritas Baluch. Enam dari mereka menghadapi hukuman mati karena tuduhan narkoba dan sisanya dinyatakan bersalah atas pembunuhan.

IHR mengatakan, eksekusi itu tidak diliput oleh media domestik atau dikonfirmasi oleh pejabat Iran.

Salah satu orang yang dieksekusi, seorang wanita, yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya, Gargij, dijatuhi hukuman karena membunuh suaminya. Dia ditangkap pada 2019, kata IHR.

Aktivis telah lama menyatakan keprihatinan bahwa eksekusi di Iran secara tidak proporsional menargetkan anggota etnis dan agama minoritas Iran, terutama Kurdi di barat laut, Arab di barat daya dan Baluch di tenggara.

"Data yang dikumpulkan oleh Hak Asasi Manusia Iran menunjukkan bahwa tahanan Baluch menyumbang 21 persen dari semua eksekusi pada tahun 2021, sementara hanya mewakili 2 persen hingga 6 persen dari populasi Iran," ungkap IHR seperti melansir The National News 8 Juni.

Ada juga kekhawatiran atas lonjakan eksekusi baru-baru ini di Iran, karena para pemimpin negara itu dihadapkan dengan protes atas kenaikan harga barang-barang pokok.

Terpisah, Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI), yang dilarang di negara itu, juga mengatakan bahwa 12 eksekusi telah terjadi di Zahedan pada Hari Senin.

"Menghadapi protes rakyat yang meluas, rezim ulama telah mengintensifkan penindasan dan pembunuhan, membuat rekor eksekusi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata NCRI.

Menurut IHR, setidaknya 333 orang dieksekusi di Iran pada tahun 2021, meningkat 25 persen dari tahun 2020.

Sementara itu, Amnesty International, dalam laporan tahunannya tentang penggunaan hukuman mati di seluruh dunia, mengatakan eksekusi pada tahun 2021 naik 28 persen di Iran dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 314, tetapi angka itu mungkin terlalu rendah.

"Hukuman mati digunakan secara tidak proporsional terhadap anggota etnis minoritas untuk tuduhan yang tidak jelas dan sebagai alat represi politik," sebut Amnesty.