JAKARTA - Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Tiffany Tiara Pakasi menyebut terdapat delapan provinsi yang menjadi fokus target prioritas pemerintah dalam program percepatan eliminasi penyakit Tuberkulosis (TBC) di Indonesia.
“Dengan mempertimbangkan sumber daya, burden dari TBC di wilayah masing-masing dan juga dukungan-dukungan yang ada, untuk mempercepat proses recovery program TBC tanpa mengabaikan 26 provinsi lainnya, upaya-upaya percepatan itu akan difokuskan di delapan provinsi,” kata Tiffany dalam Webinar Sosialisasi Pembentukan Forum Multi Sektor Penanggulangan TBC yang diikuti di Jakarta, Kamis 2 Juni.
Tiffany membeberkan delapan provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan menjadi perwakilan dari 26 provinsi lainnya, diharapkan eliminasi TBC setidaknya dapat mencakup 61 persen dari estimasi jumlah kasus yang ada, yakni 824.000 kasus.
Dari delapan provinsi itu, kata Tiffany, pemerintah sudah memperhitungkan setiap indikator penting dalam mengeliminasi TBC. Dalam rencana tersebut, setidaknya terdapat 193 kabupaten/kota, 178.515.772 orang dan 500.284 kasus TBC yang menjadi target sasaran pemerintah.
“Kami memperhitungkan penduduk, memperhitungkan notifikasi kasus lama, ketersediaan sarana prasarana dan ketersediaan sumber daya manusia yang akan mengerjakan upaya-upaya percepatan ini,” ujar dia dikutip Antara.
Berdasarkan gambaran yang dibuat pihaknya, Tiffany menjelaskan di delapan provinsi itu masih terjadi gap treatment coverage. Estimasi kasus TBC yang diperkirakan oleh pemerintah sebanyak 500.284 kasus. Namun, diketahui jumlah kasus yang terdiagnosis atau ditemukan baru berjumlah 304.080 dan jumlah pasien yang diobati baru mencapai 274.298 orang.
Dia memastikan Kemenkes bersama pihak eksternal, seperti CSO maupun pemangku kepentingan terkait, akan terus bekerja sama mengeliminasi kasus TBC di wilayah tersebut, sehingga target untuk menurunkan angka kejadian TBC menjadi 65 per 100.000 penduduk, dan angka kematian TBC menjadi enam per 100.000 penduduk, dapat tercapai pada tahun 2030.
“Ini menjadi pertimbangan, karena adanya dukungan eksternal. Kita bekerja bersama-sama untuk wilayah percepatan eliminasi ini, kita sudah identifikasi ada rekan-rekan dari CSO dan juga keterlibatan dari tenaga-tenaga tambahan, apakah itu dari dukungan global fund atau mitra internasional lainnya,” kata Tiffany.