Luhut Ditugasi Jokowi Urus Minyak Goreng, Pengamat: Lebih dari Pembantu, Tapi Hati-Hati Kolusi
Foto: BPMI Setpres/ Rusman

Bagikan:

JAKARTA - Penugasan baru Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengurusi minyak goreng, menuai pro dan kontra. Yang kita tahu, Luhut sudah punya segudang jabatan ad hoc di pemerintahan ini.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, ditugasinya Luhut oleh Jokowi untuk kesekian kali menandakan presiden sangat percaya dengan pembantunya yang satu ini.

Menurutnya, kritik yang dialamatkan ke Luhut tidak akan berarti apa-apa jika ternyata Presiden puas akan kinerja sang menteri.

"Kan Jokowi presidennya. Kalau Jokowi percaya pada Luhut, kita enggak bisa buat apa-apa karena yang kita lihat hasilnya," ujar Hendri kepada VOI, Selasa, 23 Mei.

Misalnya, lanjut Hendri, saat Luhut ditugasi untuk menangani COVID-19, justru banyak yang mengapresiasi. Karenanya, mungkin saja presiden optimis Luhut bisa mengatasi carut marut persoalan minyak goreng.

"Luhut ditugasi ngurus COVID-19 bener, beres, selesai, Jokowi happy. Sekarang disuruh ngurus minyak goreng, ya mungkin saja Luhut berhasil. Ini kan tergantung presiden aja," katanya.

Hanya saja, kata pendiri KedaiKOPI ini, yang menjadi pertanyaan siapakah Luhut ini sebenarnya. Apakah, dia seorang pembantu presiden yang baik ataukah seorang teman yang baik.

"Kalau pembantu yang baik apapun tugasnya pak Jokowi diterima dan dilaksanakan. Kalau teman yang baik, justru Pak Luhut lebih dari pembantu, dia berani pasang badan untuk Pak Jokowi," kata pria yang akrab disapa Hensat itu.

Hensat pun menilai Luhut perlu berhati-hati apabila dianggap sebagai teman baik Jokowi. Sebab, nanti akan ada yang mencibir pemerintahan ini 'menanam bibit kolusi'.

"Tapi hati-hati teman yang baik ini bisa jadi bibit yang tidak sukai oleh reformasi, namanya kolusi. Jadi Pak Jokowi dan Pak Luhut harus hati-hati," imbau Hensat.

Meski demikian, Hensat menilai keputusan Presiden Jokowi harus didukung agar masalah minyak goreng benar-benar terselesaikan hingga masyarakat tidak lagi menemui harga yang mahal.

"Overall kita harus memberikan semangat, selamat berjuang dan bekerja Pak Luhut. Semoga kasus minyak goreng bisa diurus dengan baik dan harga kembali normal, turun, kan sekarang masih mahal," tandasnya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memberi tugas khusus untuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Kali ini, Luhut diminta mengurus masalah minyak goreng. Minyak goreng memang masih menjadi persoalan lantaran harganya yang masih saja tinggi dan stoknya langka di pasaran.

"Tiba-tiba Presiden (Jokowi) memerintahkan saya untuk mengurus minyak goreng. Jadi sejak tiga hari lalu, saya mulai menangani masalah kelangkaan minyak goreng," kata Luhut saat membuka acara Perayaan Puncak Dies Natalis ke-60 GAMKI secara virtual, yang ditayangkan melalui YouTube Gamki Balikpapan, Sabtu, 21 Mei.

Luhut pun berharap persoalan minyak goreng ini segera tuntas. "Kita berharap itu bisa nanti tidak terlalu lama kita selesaikan," ujarnya.