Usai Tolak Permintaan Jerman dan Polandia, Swiss Veto Rencana Pengiriman Kendaraan Lapis Baja Piranha ke Ukraina
Ilustrasi MOWAG Piranha Swiss. (Wikimedia Commons/Sandstein)

Bagikan:

JAKARTA - Swiss kembali menolak permintaan pengiriman persenjataan buatannya terkait dengan konflik di Ukraina, mengedepankan status netralitas negara itu terhadap konflik yang terjadi.

Pemerintah Swiss telah memveto permintaan Denmark untuk mengirim kendaraan pengangkut personel lapis baja buatan mereka ke Ukraina, dengan alasan kebijakan netralitasnya untuk tidak memasok senjata ke zona konflik.

Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi (SECO) menolak tawaran Denmark untuk menyediakan kendaraan tempur infanteri Piranha III ke Ukraina, katanya, membenarkan sebuah laporan oleh penyiar SRF.

Diketahui, Swiss yang netral menerapkan aturan yang mengharuskan negara asing yang membeli senjata Swiss, untuk meminta izin jika ingin mengekspor kembali persenjataan yang dibelinya, melansir Reuters 1 Juni.

Sebelumnya, Swiss memveto rencana ekspor ulang amunisi buatan mereka yang digunakan dalam tank anti-pesawat, yang dikirim Jerman ke Ukraina.

"Pertanyaan oleh Jerman mengenai apakah amunisi yang diterima dari Swiss dapat ditransfer ke Ukraina, dijawab negatif dengan mengacu pada netralitas Swiss dan kriteria penolakan wajib dari undang-undang bahan perang Swiss," terang SECO.

Selain itu, Swiss juga pernah menolak permintaan Polandia untuk mengirimkan senjata kepada tetangganya, Ukraina yang tengah menghadari invasi Rusia.

"Keinginan pertama Polandia sebenarnya untuk pengiriman senjata. Tapi itu tidak sesuai dengan netralitas kami. Saya menjelaskan itu dengan cukup jelas kepada (Perdana Menteri Polandia) Mateusz Morawiecki dan dia mencatatnya," terang Presiden Swiss Ignazio Cassis kepada penyiar Swiss SRF beberapa waktu lalu.

"Kemudian, tentu saja, kepala pemerintahan Polandia mengharapkan dukungan penuh atas sanksi tersebut. Saya mengatakan kepadanya bahwa kami tidak hanya mendukung sepenuhnya sejauh ini, tetapi bahkan melangkah lebih jauh," tambahnya.

Diketahui, Swiss telah berpisah dengan praktik masa lalu dan mengadopsi sanksi Uni Eropa yang dirancang untuk menghukum Rusia karena menginvasi Ukraina, sebuah serangan yang digambarkan Moskow sebagai operasi militer khusus, untuk melucuti senjata dan denazifikasi Ukraina.

Tetapi, netralitas Swiss menghadapi ujian terbesarnya dalam beberapa dekade ketika perdebatan domestik berkecamuk, tentang bagaimana menafsirkan kebijakan yang menjauhkan Swiss dari kedua perang dunia selama abad ke-20.