Puji Keputusan Presiden Biden Tidak Kirim Roket untuk Serang Rusia, Dmitry Medvedev: Masuk Akal
Dmitry Medvedev. (Wikimedia Commons/Goverment.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memuji langkah Presiden Joe Biden, yang mengungkapkan Amerika Serikat tidak akan mengirim roket ke Ukraina untuk menyerang negaranya.

"Biden telah mengatakan Amerika Serikat tidak akan mengirim sistem roket Ukraina yang dapat mencapai Rusia. Itu masuk akal,” kata Medvedev di saluran Telegramnya, Senin, melansir TASS 30 Mei.

"Jika tidak, jika terjadi serangan terhadap kota-kota kami, angkatan bersenjata Rusia akan bertindak berdasarkan peringatan untuk menyerang pusat-pusat di mana keputusan kriminal semacam itu dibuat. Beberapa dari mereka tentu saja tidak berada di Kiev. Tidak diperlukan penjelasan," tegas mantan Presiden Rusia ini.

Sebelumnya, Duta Besar Rusia di Washington, Anatoly Antonov mengatakan, dia berharap akal sehat akan menang dan Amerika Serikat tidak akan mengirim senjata sistem roket jarak jauh ke Kyiv.

Kemarin, Presiden Joe Biden menyebut Amerika Serikat tidak akan mengirimkan sistem roket yang mampu menyerang Rusia, saat Ukraina menginginkan senjata jarak jauh untuk membantu perjuangannya.

Ukraina diketahui telah meminta sekutu untuk sistem jarak jauh, termasuk Multiple Launch Rocket System (MLRS), yang dapat menembakkan rentetan roket ratusan mil jauhnya.

"Kami tidak akan mengirim sistem roket ke Ukraina yang menyerang Rusia," kata Presiden Biden kepada wartawan, setelah tiba kembali di Gedung Putih setelah akhir pekan di Delaware, melansir Reuters.

Diketahui, Presiden Biden dan timnya sedang mengerjakan bantuan paket peralatan militer baru dan diharapkan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

MLRS sedang dipertimbangkan, tetapi tidak ada yang memiliki kemampuan serangan jarak jauh di luar penggunaan medan perang, kata seorang pejabat senior pemerintah.

Sementara, Pemerintah Ukraina telah mendesak Barat untuk menyediakan lebih banyak senjata jarak jauh untuk mengubah gelombang perang, yang sekarang memasuki bulan keempat.

Presiden Biden sendiri ingin membantu Ukraina mempertahankan diri, tetapi menentang penyediaan senjata yang dapat digunakan Ukraina untuk menyerang Rusia.