Mantan Presiden Rusia Sebut Operasi Militer Khusus Runtuhkan Aspirasi NATO Ukraina
Dmitry Medvedev. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Presidential Press and Information Office)

Bagikan:

JAKARTA - Peluang Ukraina untuk bergabung dengan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) menjadi nol berkat operasi militer khusus Rusia, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan di saluran Telegramnya pada Hari Selasa.

"Jelas bagi semua orang, bahwa tidak ada tetangga yang bisa memberi mereka jaminan, betapapun kerasnya mereka membenci Rusia. Dan sekarang tidak ada yang akan setuju dengan pengakuan Ukraina ke NATO. Meskipun ada beberapa Russophobes dalam aliansi, mereka tidak bunuh diri. Ini adalah akibat langsung dari operasi militer khusus," tulis Medvedev yang juga mantan Presiden Rusia, melansir TASS 23 Agustus.

Dikatakannya, rezim di Kyiv "terus menciptakan semacam jaminan keamanan untuk dirinya sendiri yang ingin dinikmati di masa depan."

"Dari waktu ke waktu mereka mengadakan pertemuan dengan tetangga individu yang tidak penting, diketuai oleh pensiunan yang sudah lama terlupakan, atau memanggil kembali NATO," jelasnya.

Meski demikian, Medvedev yakin bahwa "hanya kesepakatan dengan Rusia yang dapat memberikan jaminan keamanan."

"Tetapi pihak berwenang Ukraina, yang dirangsang oleh uang dan misil Barat, menolaknya." Akibatnya, prospek jaminan untuk Ukraina "sangat suram."

"Rezim di Kyiv (para pemimpin Ukraina saat ini) memahami, tidak ada jaminan keamanan sama sekali dan tidak mungkin ada. Bahkan Amerika Serikat tidak akan menawarkan jaminan masa depan yang cerah kepada (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky. Tidak masuk akal," tegas Medvedev.

Dia percaya bahwa untuk saat ini situasi di Ukraina berada di tangan Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, tetapi dinilai "itu akan segera berakhir."

Tim berikutnya yang akan mengambil alih di Washington "tidak akan ragu untuk membuang skema korup Ukraina bersama dengan antek-anteknya," Medvedev menyimpulkan.