Rusia Coba Rebut Kota Terbesar yang Masih Dikuasai Ukraina, Presiden Zelensky: Kami Lakukan yang Bisa untuk Menahannya
Ilustrasi tentara Rusia memasuki UKraina. (Wikimedia Commons/Mil.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Pasukan Rusia bergerak ke Kota Sivierodonetsk dari pinggiran, kata Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai, Senin. Ini adalah kota terbesar yang sebagian masih dikuasai Kyiv di wilayah Donbas Luhansk, telah menjadi fokus serangan Rusia di Ukraina timur.

"Sayangnya kami mendapat berita mengecewakan, musuh bergerak ke kota," kata Gaidai kepada televisi nasional, melansir Reuters 30 Mei.

Lebih jauh dia mengatakan, kota tetangga Lysychansk masih di bawah kendali Ukraina, sementara jalan utama ke dua kota telah dibom, tetapi tidak diblokir.

Setelah gagal merebut ibu kota Kyiv pada fase awal perang, Rusia berusaha untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya di Donbas, yang sebagian besar sudah dikendalikan oleh separatis yang didukung Moskow.

Tidak seperti tahap-tahap perang sebelumnya, yang disebut Moskow sebagai 'operasi militer khusus' untuk mendemiliterisasi Ukraina dan menyingkirkan kaum nasionalis yang mengancam penutur bahasa Rusia di sana, Rusia telah memusatkan daya tembaknya di wilayah kecil.

"Mereka (tentara Rusia) menggunakan taktik yang sama berulang kali. Mereka menembak selama beberapa jam, selama tiga, empat, lima jam, berturut-turut dan kemudian menyerang. Mereka yang menyerang mati. Kemudian menembak dan menyerang lagi, dan seterusnya sampai mereka menerobos suatu tempat," papar Gaidai.

Serangan Rusia menewaskan dua warga sipil dan melukai lima lainnya ketika pasukan mereka maju ke daerah pinggiran tenggara dan timur laut kota itu.

volodymyr zelensky
Presiden Zelensky saat mengunjungi pasukannya di garis depan. (Sumber: president.gov.ua)

Penembakan yang tak henti-hentinya membuat pasukan Ukraina mempertahankan reruntuhan di Sievierodonetsk, tetapi penolakan mereka untuk mundur telah memperlambat serangan besar-besaran Rusia di seluruh wilayah Donbas di Ukraina timur.

"Sekitar 90 persen bangunan rusak. Lebih dari dua pertiga perumahan kota telah hancur total. Tidak ada telekomunikasi," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Menduduki Sievierodonetsk adalah tugas mendasar bagi penjajah. Kami melakukan semua yang kami bisa untuk menahan kemajuan ini," tandasnya.

Pasukan Ukraina di Donbas mengatakan mereka bertahan sepanjang hari pada hari Minggu. Pasukan Rusia menembaki 46 komunitas di wilayah Donetsk dan Lugansk, menewaskan sedikitnya tiga warga sipil, melukai dua lainnya atau menghancurkan atau merusak 62 bangunan sipil.

Penembakan Rusia juga berlanjut pada hari Minggu di beberapa wilayah seperti di Novy Buh di Mykolaiv dan Sumy.

Diketahui, setelah gagal merebut ibu kota Kyiv pada fase awal perang, Rusia berusaha untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya di Donbas, yang sebagian besar sudah dikendalikan oleh separatis yang didukung Moskow.

Sementara itu, analis di Institut Studi Perang di Washington mengatakan Rusia masih belum berhasil mengepung Sievierodonetsk, kendati para pembela Ukraina telah menimbulkan "korban yang menakutkan" pada mereka (Rusia).

Pihak Ukraina sendiri mengalami kerugian serius, baik warga sipil maupun kombatan, kata mereka dalam sebuah makalah pengarahan.

Ditambahkan, fokus Rusia pada Sievierodonetsk telah menarik sumber daya dari medan pertempuran lain dan sebagai hasilnya mereka hanya membuat sedikit kemajuan di tempat lain.