JAKARTA - Otoritas Ukraina menyebut untuk pertama kali Rusia mengerahkan pesawat pengembom jarak jauh, guna menyerang Kota Mariupol saat pertempuran pecah di sana.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk mengatakan pada Hari Jumat, pertama kalinya sejak dimulainya invasi pada 24 Februari lalu, Rusia menggunakan pembom jarak jauh untuk menyerang kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.
Menurut Motuzyanyk, Rusia sedang memusatkan upayanya untuk merebut kota Rubizhne, Popasna dan Mariupol, seperti dikutip dari Reuters 16 April.
Lebih jauh Motuzyanyk menerangkan, pihaknya mencoba untuk mematahkan pengepungan Rusia di Mariupol dan pertempuran berkecamuk di sekitar Illich Steel and Iron Works, serta pelabuhan di kota selatan itu.
"Situasi di Mariupol sulit dan sulit. Pertempuran sedang terjadi sekarang. Tentara Rusia terus-menerus memanggil unit tambahan untuk menyerbu kota," terang Motuzyanyk.
"Tapi sampai sekarang Rusia belum berhasil menduduki sepenuhnya," sambung Motuzyanyk dalam briefing yang disiarkan televisi.
Dia menyebut, hilangnya kapal perang utama Rusia di Laut Hitam, Moskva, berdampak signifikan. Namun dia mengatakan, dia tidak berwenang untuk memberikan informasi tentang sebuah pabrik di dekat ibu kota Kyiv, yang menurut Kementerian Pertahanan Rusia dihantam dengan rudal semalam.
BACA JUGA:
Sementara itu, Rusia mengatakan pada Hari Jumat, mereka telah mengambil kendali penuh atas Pabrik Baja dan Besi Illich Mariupol, menjanjikan lebih banyak serangan terhadap sasaran di Kyiv.
Diketahui, Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina, membasmi apa yang dipandangnya sebagai nasionalis berbahaya. Sementara, Ukraina dan Barat mengatakan Rusia melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.