Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengisi ceramah salat Tarawih di Masjid UGM, DI Yogyakarta. Saat ceramah, Anies membicarakan masalah perkotaan, khususnya yang ada di Jakarta.

Dalam ceramahnya, Anies memamerkan capaian program JakLingko yang ia gagas saat memimpin Jakarta. Anies bercerita, JakLingko digagas saat melihat fakta ketimpangan antara penduduk Jakarta dengan kendaraan bermotornya.

"Kota seperti Jakarta, salah satu tantangan terbesar adalah pergerakan penduduknya. Jakarta itu secara resmi penduduknya 11 juta sekarang, tapi kendaraan bermotor roda duanya 13 juta," kata Anies dalam tayangan Youtube Masjid Kampus UGM, Kamis, 7 April malam.

Yang terjadi, kata Anies, Jakarta dihadapi kemacetan. Karenanya, Anies berkeinginan untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan menambah jumlah kendaraan umum dengan program JakLingko.

Dalam program ini, Anies mengumpulkan puluhan operator angkot, metromini, hingga kopaja. Kepada mereka, Anies menawarkan pengelolaan pembayaran angkutan umum per kilometer kepada operator. Sementara, masyarakat membayar Rp5.000 dalam durasi waktu 3 jam dan boleh berpindah-pindah angkutan.

"Buatlah sebuah sistem namanya JakLingko. JakLingko itu sebuah sistem yang dulu, warga dan kendaraan umum, mereka bertransaksi. Kami pemerintah bagiannya buat regulasi. kita ubah, operator kendaraan kami beli jasanya. Kami beli jasa anda per kilometer per hari," ungkap Anies.

Hasilnya, lanjut Anies, para operator pun setuju untuk bergabung dalam program JakLingko. Anies mengklaim, program JakLingko berhasil diterapkan tanpa mengundang masalah antara operator dan Pemprov DKI.

"Mereka punya kontrak dengan pemerintah untuk dilayani secara bertahun-tahun. Sehingga, mereka mengganti tanpa sakit hati. tidak ada metromini, kopaja yang digusur, dan tidak ada drama. Semua selesai tanpa drama," ucap Anies yang disambut tepuk tangan.

Setelah adanya program JakLingko, Anies menyebut kondisi angkutan umum saat ini menjadi lebih baik. Anies mengaku jarang melihat angkutan umum yang ugal-ugalan dan ngetem di jalan.

Bahkan, kata dia, jumlah penumpang transportasi umum saat ini kian meningkat. "Apa yang terjadi sesudah itu dilakukan? Ini subhanallah. Kami pun tidak menduga seperti ini. Dulu, setiap hari di Jakarta yang naik kendaraan umum hanya 350 ribu orang per hari. sesudah dibuat sistem baru, meningkat menjadi 1 juta orang per hari," tutur dia.