AS Setujui Paket Penjualan Peningkatan Sistem Pertahanan Udara Rudal Patriot Taiwan Senilai Rp1,3 Triliun
Sistem Rudal Patriot Taiwan di Hukou Camp. (Wikimedia Commons/玄史生)

Bagikan:

JAKARTA - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui potensi penjualan peralatan, pelatihan dan barang-barang lainnya ke Taiwan, untuk mendukung Sistem Pertahanan Udara Patriot dalam kesepakatan senilai hingga 95 juta dolar AS atau sekitar Rp1.364.485.000.000, kata Pentagon, Selasa.

Taiwan yang diklaim China, telah mengeluhkan peningkatan tekanan militer oleh Beijing, untuk mencoba dan memaksa pulau yang diperintah secara demokratis itu untuk menerima kedaulatannya.

Paket itu akan mencakup pelatihan, perencanaan, penerjunan, penyebaran, operasi, pemeliharaan dan pemeliharaan Sistem Pertahanan Udara Patriot dan peralatan terkait, sebut Pentagon dalam sebuah pemberitahuan kepada Kongres.

"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS, dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," katanya, melansir Reuters 6 April.

"Penjualan yang diusulkan akan membantu mempertahankan kepadatan rudal penerima dan memastikan kesiapan untuk operasi udara. Penerima akan menggunakan kemampuan ini sebagai pencegah ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan tanah air."

Amerika Serikat terikat oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal, kemarahan yang selalu ditimbulkan oleh penjualan senjata semacam itu di Beijing.

Kantor kepresidenan Taiwan mencatat ini adalah penjualan senjata ketiga yang diumumkan sejak Presiden Joe Biden menjabat, menunjukkan sifat "kokoh" dari hubungan mereka.

"Taiwan akan terus menunjukkan tekadnya untuk membela diri, dan terus memperdalam kemitraan kerja sama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain yang berpikiran sama," ujar juru bicara Xavier Chang dalam sebuah pernyataan.

Meskipun disetujui oleh Departemen Luar Negeri, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa sebuah kontrak telah ditandatangani, atau negosiasi telah selesai.

Kendati demikian, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya memperkirakan kesepakatan itu akan "menjadi efektif" dalam sebulan.

Untuk diketahui, Pentagon mengatakan Raytheon adalah kontraktor utama untuk kemungkinan penjualan. Amerika Serikat adalah pemasok senjata internasional utama Taiwan.