Sindir Pemimpin Barat yang Tuduh Presiden Putin Penjahat Perang, Menlu Lavrov: Tanya Hati Nurani Sendiri
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Bagikan:

JAKARTA - Para pemimpin Barat harus memeriksa hati nurani mereka sendirim tanya hati nurani sendiri, sebelum menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kejahatan perang, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Dia mengatakan, Moskow akan mengadakan konferensi pers di kemudian hari untuk menunjukkan, tuduhan Barat bahwa tentaranya membunuh warga sipil di Ukraina Utara adalah salah.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Hari Senin menuduh Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan pengadilan, menambah kecaman global atas pembunuhan warga sipil di Kota Bucha di Ukraina, ketika lebih banyak gambar grafis dari kematian mereka muncul.

Kremlin dengan tegas membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil, termasuk di Bucha, di mana dikatakan kuburan dan mayat telah direkayasa oleh Ukraina untuk menodai Rusia.

Ditanya pada konferensi pers tentang komentar Presiden Biden, Menlu Lavrov mengatakan Barat harus terlebih dahulu mempertimbangkan tindakannya sendiri di Irak dan Libya, menanyakan hati nuraninya.

"Tidak semuanya baik-baik saja dengan hati nurani politisi Amerika," katanya, melansir Reuters 5 April.

Menlu Lavrov menambahkan, misi Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Hari Senin nanti akan mengadakan konferensi pers di New York, dengan "materi paling rinci untuk menunjukkan sifat sebenarnya dari insiden di Bucha."

Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan pengadilan, menambah kecaman global atas pembunuhan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina.

"Anda melihat apa yang terjadi di Bucha," kata Biden kepada wartawan setelah mendarat di Washington dari Delaware, tempat dia menghabiskan akhir pekan.

"Ini menjamin dia, dia adalah penjahat perang," sambung Presiden Biden.

"Kami harus mengumpulkan informasi. Kami harus terus menyediakan senjata yang dibutuhkan Ukraina untuk melanjutkan pertempuran. Dan kami harus mendapatkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi kenyataan, mengadakan pengadilan kejahatan perang," tegas Presiden Biden.

Terpisah, Kremlin pada Hari Senin membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil di Bucha.

"Informasi ini harus dipertanyakan secara serius. Dari apa yang kami lihat, para ahli kami telah mengidentifikasi tanda-tanda pemalsuan video dan pemalsuan lainnya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.