JAKARTA - Jerman mengatakan pada Hari Minggu, negara-negara Barat akan setuju untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dalam beberapa hari mendatang, setelah Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di dekat Kyiv, meningkatkan tekanan ekonomi yang sudah besar pada Rusia atas invasinya.
Ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991, setelah Amerika Serikat dan sekutunya memberlakukan sanksi yang melumpuhkan karena invasi Putin pada 24 Februari di Ukraina.
Rusia Pada Minggu membantah pasukannya bertanggung jawab atas kematian warga sipil di Kota Bucha, mengatakan Ukraina telah menggelar 'pertunjukan' untuk media Barat.
Reuters melihat mayat-mayat berserakan di seluruh kota. Salah satunya tampak tangannya terikat dengan kain putih, dan telah ditembak di mulut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan genosida.
Kondisi ini membuat negara-negara Barat memperingatkan lebih banyak sanksi terhadap Negeri Beruang Merah.
"Putin dan para pendukungnya akan merasakan konsekuensi" dari tindakan mereka, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam sebuah pernyataan kepada wartawan, dikutip dari Reuters 4 April
Sementara itu, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Uni Eropa harus berbicara tentang mengakhiri impor gas Rusia. Kendati, Jerman, ekonomi terbesar Eropa, sejauh ini menolak seruan untuk memberlakukan embargo impor energi dari Rusia, dengan mengatakan ekonominya dan negara-negara Eropa lainnya terlalu bergantung pada mereka. Diketahui, Rusia memasok 40 persen kebutuhan gas Eropa.
Terpisah, Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan peristiwa di Bucha "melepaskan gelombang kemarahan yang akan mengarah pada sanksi baru" dan tidak mengesampingkan "bahwa dalam beberapa jam ke depan mungkin ada perdebatan tentang masalah impor hidrokarbon dari Rusia. ", katanya kepada sebuah program di saluran Rai 3 Italia, menambahkan Italia tidak akan memveto paket sanksi kelima.
Adapun Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas setiap kejahatan perang harus bertanggung jawab, Inggris mengatakan pihaknya meningkatkan sanksi dan Prancis mengutuk 'pelanggaran besar-besaran' oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Kremlin mengatakan sanksi Barat, yang paling memberatkan dalam sejarah modern, sama dengan deklarasi perang ekonomi. Moskow sekarang akan melihat ke timur untuk mitra seperti China dan India.
Sebagian besar terputus dari ekonomi Barat, Rusia menghadapi kontraksi ekonomi terbesar selama beberapa dekade, sementara harga meningkat. Presiden Putin mengatakan, Barat tidak mengerti apa-apa tentang Rusia jika menganggap Rusia akan menyerah pada sanksi.
BACA JUGA:
Sementara, memotong gas Rusia, atau lebih dari sumber daya alam Rusia, akan menghapus pertumbuhan di ekonomi terbesar Eropa, mengirim harga energi ke rekor dan mendorong gelombang kejut inflasi melalui ekonomi global.
Rusia, yang telah memasok gas ke Eropa sejak 1970-an, akan kehilangan ratusan miliar dolar dalam pendapatan mata uang asing. Ini kemungkinan akan memperkuat tanggapannya terhadap "perang ekonomi" Barat.
"Dunia jauh lebih besar dari Eropa dan faktanya, Rusia jauh lebih besar dari Eropa. Jadi, cepat atau lambat kita akan berdialog tidak peduli apa yang diinginkan orang-orang di seberang lautan," tukas juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada televisi pemerintah Channel One.