Bagikan:

JAKARTA - Bagi Rusia, pasokan sistem rudal Patriot dari AS yang bakal dikirim ke Ukraina, akan sia-sia. Sistem persenjataan udara jagoan AS itu tidak akan membantu menyelesaikan konflik atau mencegah Rusia mencapai tujuannya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, tidak ada tanda-tanda kesiapan untuk pembicaraan damai selama kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke kantor Joe Biden. Itu sekaligus menjadi bukti, Amerika Serikat sedang melakukan perang proksi dengan Rusia, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis 22 Desember.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Amerika Serikat, atas sistem pertahanan rudal Patriot yang dia gambarkan sebagai "langkah yang sangat penting", saat ia diterima oleh Presiden Joe Biden di Gedung Putih.

"(Patriot) Secara signifikan memperkuat pertahanan udara negara kita," ujar Presiden Zelensky, melansir Sky News.

Sistem rudal Patriot dianggap sebagai sebagai salah satu sistem pertahanan udara Negeri Paman Sam yang paling canggih.

Dia mengatakan, Ukraina memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana kemampuan pertahanannya akan diperkuat dalam beberapa bulan mendatang, tetapi mengatakan dia tidak dapat memberikan perincian.

Sementara itu, Presiden Biden mengatakan, dukungan Washington DC untuk Ukraina akan bertahan selama diperlukan, saat mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Kyiv senilai 1,85 miliar dolar AS atau sekitar Rp28.750.665.000.000 untuk Ukraina, termasuk transfer Sistem Pertahanan Udara Patriot.

"Sistem pertahanan rudal patriot yang disumbangkan AS ke Ukraina akan menjadi aset penting bagi Ukraina, tetapi pelatihan mungkin memerlukan waktu," ujar Presiden Biden.

Diberitakan sebelumnya, Menlu AS Antony Blinken mengatakan, bantuan itu termasuk penarikan 1 miliar dolar AS untuk memberi Ukraina "pertahanan udara yang diperluas dan kemampuan serangan presisi". Serta 850 juta dolar AS dalam bantuan keamanan.

"Bantuan hari ini untuk pertama kalinya mencakup Sistem Pertahanan Udara Patriot, yang mampu menjatuhkan rudal jelajah, rudal balistik jarak pendek dan pesawat, pada ketinggian yang jauh lebih tinggi daripada sistem pertahanan udara yang disediakan sebelumnya," papar Menlu Blinken dalam pernyataan yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri, seperti mengutip Reuters.