Puluhan Diplomatnya Diusir, Rusia Ingatkan Negara-negara Barat: Merusak Hubungan Bilateral
Dmitry Medvedev. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Presidential Press and Information Office)

Bagikan:

JAKARTA - Pejabat senior Moskow menyebut Rusia akan merespon pengusiran puluhan diplomatnya oleh negara-negara Barat dengan proporsional, menyebut langkah itu merusak hubungan bilateral.

Rusia akan menanggapi secara proporsional pengusiran diplomatnya dari sejumlah negara Barat, ujar mantan Presiden Rusia sekaligus Wakil Kepala Dewan keamanan Dmitry Medvedev pada Senin malam.

"Semua orang tahu jawabannya, itu akan simetris dan merusak hubungan bilateral," kata Medvedev dalam sebuah posting di saluran Telegram-nya, melansir Reuters 5 April.

"Siapa yang telah mereka hukum? Pertama-tama, diri mereka sendiri," tegasnya.

Diketahui, Prancis dan Jerman memutuskan untuk mengusir puluhan diplomat Rusia, terkait dengan invasi Negeri Beruang Merah ke Ukraina.

"Jika ini terus berlanjut, akan tepat, seperti yang saya tulis kembali pada 26 Februari, untuk membanting pintu kedutaan-kedutaan Barat," tukas Medvedev.

"Ini akan lebih murah untuk semua orang. Dan kemudian kita akan berakhir hanya saling memandang dengan cara lain selain melalui tembak-menembak," tandasnya.

Jerman dan Prancis kemarin mengumumkan pengusiran diplomat Rusia dari wilayah negara mereka. Jerman telah mengusir sejumlah besar diplomat Rusia dalam apa yang disebut Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock, sebagai tanggapan atas kebrutalan luar biasa yang telah dilepaskan Kremlin di Ukraina.

Menurut laporan Agence France-Presse (AFP) yang diterbitkan Senin malam, langkah itu melibatkan 40 utusan, mengikuti langkah serupa oleh mitra Eropa dalam beberapa hari terakhir sebagai reaksi terhadap perang Rusia terhadap tetangganya.

"Gambar-gambar dari Bucha berbicara tentang kebrutalan yang luar biasa oleh para pemimpin Rusia, serta oleh mereka yang mengikuti propagandanya dengan keinginan tak terbatas untuk memusnahkan," tukas Baerbock, merujuk pada kota dekat Kyiv di mana puluhan mayat ditemukan di kuburan massal atau mengotori jalan-jalan, melansir Daily Sabah.

Sedangkan Prancis pada Hari Senin mengatakan memutuskan untuk mengusir sejumlah staf diplomatik Rusia atas perang di Ukraina, menggemakan tindakan serupa yang diambil oleh Jerman, sementara Moskow mengatakan akan menanggapi langkah tersebut.

"Tindakan mereka bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional kita. Langkah ini (mengusir staf diplomatik) adalah bagian dari inisiatif Eropa," kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.

Sebuah sumber kementerian, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan 35 diplomat Rusia akan diusir, menurut AFP.

"Tanggung jawab pertama kami adalah selalu memastikan keselamatan orang Prancis dan Eropa," bunyi pernyataan kementerian itu.

Selain kedua negara, Lithuania pada Hari Senin mengatakan pihaknya mengusir duta besar Rusia atas agresi Rusia di Ukraina.