Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah China melalui Kementerian Luar Negeri mendesak Amerika Serikat harus segera membatalkan rencananya untuk mengirimkan senjata senilai 100 juta dolar AS atau sekira Rp1.437.695.000.000.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan dalam konferensi pers Hari Selasa, China akan melakukan 'langkah-langkah yang tepat untuk melindungi keamanannya.

"Karena itu, China menyatakan protes tegas dan kecaman keras. Kami mendesak AS untuk secara ketat mematuhi prinsip 'Satu China' dan ketentuan tiga komunike China-AS dan untuk segera membatalkan rencana pengiriman senjata ke Taiwan di atas," tegas Zhao melansir TASS 8 Februari.

Lebih jauh Zhao menekankan tindakan AS semacam itu sangat merugikan kedaulatan China dan kepentingannya di bidang keamanan, hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

"China akan terus-menerus melakukan tindakan yang diperlukan dan efektif untuk memperkuat kedaulatannya dan memastikan kepentingannya di bidang keamanan," tambahnya.

Menanggapi pertanyaan wartawan mengenai tindakan mana yang akan dilakukan secara khusus oleh China, diplomat itu mengatakan: "Saya meminta semua orang untuk menunggu dan Anda akan lihat."

Diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat telah menyetujui kemungkinan penjualan peralatan dan layanan senilai 100 juta dolar AS atau sekira Rp1.437.695.000.000 ke Taiwan, untuk mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan sistem pertahanan rudal Patriot yang digunakan negara itu, sebut Pentagon.

rudal patriot taiwan
Sistem Rudal Patriot Taiwan di Memorial Hall Square. (Wikimedia Commons/玄史生)

Sebuah pernyataan dari Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) AS mengatakan, badan tersebut telah menyampaikan sertifikasi yang diperlukan untuk memberi tahu Kongres, setelah persetujuan Departemen Luar Negeri untuk penjualan, yang diminta oleh kedutaan de facto Taiwan di Washington.

Peningkatan ke Sistem Pertahanan Udara Patriot akan "membantu meningkatkan keamanan penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi dan kemajuan di kawasan itu," kata DSCA dalam sebuah pernyataan.

"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," terang badan tersebut seperti mengutip Reuters.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan "sangat menyambut baik" keputusan itu.

"Dalam menghadapi ekspansi militer China yang berkelanjutan dan tindakan provokatif, negara kami akan menjaga keamanan nasionalnya dengan pertahanan yang solid, dan terus memperdalam kemitraan keamanan yang erat antara Taiwan dan Amerika Serikat," sebut kementerian dalam pernyataannya.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan keputusan untuk mendapatkan rudal Patriot yang lebih baru, dibuat selama pertemuan 2019 dengan pejabat AS pada era Pemerintahan Presiden Donald Trump.

Untuk diketahui, Taiwan yang diperintah secara demokratis itu telah mengeluhkan misi berulang-ulang oleh Angkatan Udara China di zona pertahanan udaranya, bagian dari apa yang dilihat Washington sebagai upaya Beijing untuk menekan Taipei agar menerima kedaulatannya.