Usia Temui Presiden Vladimir Putin, Presiden Macron: Beberapa Hari ke Depan Bisa Jadi Menentukan Soal Krisis Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Bagikan:

JAKARTA - Beberapa hari mendatang akan menjadi sangat penting dalam kebuntuan krisis Rusia-Ukraina, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin Senin kemarin.

Presiden Putin mengatakan KTT Moskow pertama yang dia selenggarakan dengan seorang pemimpin Barat sejak Kremlin mulai mengerahkan pasukan di dekat tetangganya itu bersifat substantif, tetapi juga peringatan berulang tentang ancaman perang jika Ukraina bergabung dengan NATO.

Rusia, yang berdesak-desakan untuk mendapatkan pengaruh di Eropa pasca-Perang Dingin, menginginkan jaminan keamanan yang mencakup janji tidak ada penempatan rudal di dekat perbatasannya dan pengurangan infrastruktur militer NATO.

Sementara, Barat telah mengatakan beberapa tuntutan Rusia adalah "non-starter" tetapi bersedia untuk berbicara tentang kontrol senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan.

Presiden Macron, yang telah mendorong kredensial diplomatiknya karena dia melihat kemungkinan pemilihan kembali dalam waktu dua bulan, mengadakan lebih dari lima jam pembicaraan saat makan malam pada Hari Senin dengan Presiden Rusia.

"Beberapa hari ke depan akan menentukan dan akan membutuhkan diskusi intensif yang akan kita lakukan bersama," sebut Presiden Macron seperti mengutip Reuters 8 Februari.

Ada pun Presiden Putin menyarankan beberapa ide Presiden Macron dapat membantu meredakan krisis.

"Sejumlah ide, usulan, yang mungkin masih terlalu dini untuk dibicarakan, saya kira sangat mungkin untuk dijadikan dasar langkah bersama kita selanjutnya," ujarnya.

Rencananya, kedua pemimpin negara akan berbicara lagi setelah Macron bertemu dengan para pemimpin Ukraina, yang direncanakan pada Hari Selasa.

Diketahui, Rusia merebut Krimea dari Ukraina pada 2014, mendukung separatis di bagian timur negara itu, dan telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.

Dikatakan tidak merencanakan invasi tetapi dapat mengambil tindakan militer yang tidak ditentukan jika tuntutan keamanannya tidak dipenuhi.

Moskow melihat penambahan 14 anggota baru Eropa timur NATO sejak Perang Dingin berakhir tiga dekade lalu sebagai gangguan pada lingkup pengaruhnya dan ancaman terhadap keamanannya.

"Jika Ukraina bergabung dengan NATO dan mencoba untuk mendapatkan kembali Krimea dengan cara militer, negara-negara Eropa secara otomatis akan ditarik ke dalam konflik militer dengan Rusia," ujar Putin, berbicara dengan penekanan berat.

"Tidak akan ada pemenang," tegasnya,

Dia mendesak Ukraina untuk mematuhi perjanjian Minsk, yang mencakup tujuan untuk mengakhiri perang separatis oleh penutur bahasa Rusia di wilayah Donbass.

Ada pun Presiden Macron mengatakan, kemerdekaan Ukraina, Moldova dan Belarusia, di mana Rusia terlibat dalam latihan militer, harus dipertahankan dan dia yakin akan kemajuan.

"Bersama-sama, saya yakin kita akan mendapatkan hasil, meski tidak mudah," yakin Presiden Macron.