Bagikan:

JAKARTA - Percakapan via sambungan telepon antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan Presiden Vladimir Putin malah memunculkan kabar buruk. Rusia tak akan berhenti menguasai Ukraina.

Rombongan pasukan militer Rusia yang mencapai puluhan kilometer menuju kota Kyiv, bisa jadi tanda kalau Putin memang tak mau berhenti hingga berhasil 'menguasai' seluruh Ukraina.

Dikutip dari The Moscow Times --media online berbahasa Inggris independen yang berbasis di Moskow-- salah seorang staf senior Presiden Prancis mengaku tahu banyak soal isi pembicaraan itu.

"Harapan presiden adalah yang terburuk akan datang, mengingat apa yang dikatakan Presiden Putin kepadanya," kata seorang pembantu senior pemimpin Prancis kepada wartawan tanpa menyebut nama, Kamis 3 Maret.

"Tidak ada apa pun dalam apa yang dikatakan Presiden Putin kepada kami yang dapat meyakinkan kami. Dia menunjukkan tekad yang besar untuk melanjutkan operasi," lanjut ajudan itu.

Presiden Vladimir Putin janji tidak akan berhenti dalam invasinya ke Ukraina. Bahkan ketika Ukraina dan Rusia sedang duduk dalam satu meja untuk bisa berbuah pada kesepakatan damai, Putin tampak tidak berminat untuk mengindahkan seruan global untuk mengakhiri permusuhan saat perang memasuki minggu kedua.

"Rusia bermaksud untuk melanjutkan perang tanpa kompromi melawan gerilyawan kelompok bersenjata nasionalis," kata Putin, menurut akun Kremlin tentang panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Tetapi Ukraina bersikeras bahwa koridor untuk pasokan medis dan lainnya adalah minimum yang diharapkan, ketika para negosiator tiba untuk pembicaraan di lokasi yang dirahasiakan di perbatasan Belarus-Polandia.

Putaran pertama pembicaraan pada hari Senin tidak menghasilkan terobosan, dan Kyiv mengatakan tidak akan menerima "ultimatum" Rusia.

Putin, bagaimanapun, mengatakan setiap upaya untuk memperlambat proses pembicaraan "hanya akan mengarah pada tuntutan tambahan pada Kyiv dalam posisi negosiasi kami."