Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara meluncurkan apa yang bisa menjadi rudal balistik antarbenua (ICBM) tipe baru, kata Kementerian Pertahanan Jepang, menilai peluncuran kali ini paling canggih secara teknis dalam hal durasi dan ketinggian penerbangan rudal.

Menurut pihak kementerian, rudal tersebut terbang selama kira-kira 71 menit dan menempuh jarak sekitar 1.100 kilometer, mencapai ketinggian maksimum lebih dari enam kilometer.

Pada tahun 2017, ketika Pyongyang terakhir melakukan uji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-15, penerbangan berlangsung selama 53 menit dan rudal tersebut mencapai ketinggian maksimum lebih dari 4.000 kilometer.

Pihak Kementerian Pertahanan Jepang menyebut, rudal itu jatuh di dalam zona ekonomi eksklusifnya di Laut Jepang 170 kilometer barat Prefektur Aomori, pada pukul 15:44 waktu setempat.

"Tindakan Korea Utara menimbulkan ancaman langsung yang serius ke Jepang, kawasan dan seluruh komunitas internasional, mereka benar-benar tidak dapat diterima, kami telah mengeluarkan protes melalui saluran diplomatik," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang, melansir TASS 24 Maret.

Pihak kementerian menambahkan, Tokyo akan mempertahankan kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat komunitas internasional, tentang masalah rudal Korea Utara, serta melanjutkan upaya komprehensif untuk memperkuat kemampuan pertahanannya.

Terpisah, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dinilai telah melanggar moratorium peluncuran rudal balistik antarbenua, menurut Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

"Presiden Kim Jong-un telah melanggar moratorium peluncuran rudal balistik antarbenua, yang dia janjikan kepada masyarakat internasional untuk dipatuhi," ujar Presiden Moon, seperti dikutip oleh Kantor Berita Yonhap.