Bagikan:

JAKARTA - Kremlin pada Hari Selasa memperingatkan Barat, kepentingan Rusia sebagai bagian dari kesepakatan nuklir Iran harus dipastikan, setelah Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi pada Moskow atas invasi ke Ukraina.

Kekuatan Eropa telah memperingatkan, tuntutan Rusia agar perdagangannya dijamin dengan Iran dapat merusak upaya untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran, yang mencabut sanksi terhadap Teheran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.

"Sanksi terhadap Rusia secara langsung mempengaruhi kepentingan negara kami dalam konteks kesepakatan itu," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, melansir Reuters 15 Maret.

"Jadi, sanksi harus diperhitungkan. Ini adalah aspek baru yang tidak bisa diabaikan, yang harus diperhitungkan," tegas Peskov.

Peskov mengatakan, Amerika Serikat mengetahui posisi Rusia, bahwa "ada topik untuk kelanjutan pembicaraan, itu benar-benar sesuatu yang sangat penting bagi kami."

Diketahui, Presiden Vladimir Putin mengatakan operasi militer khusus di Ukraina sangat penting, untuk memastikan keamanan Rusia setelah NATO mengakui anggota sampai ke perbatasan Rusia, serta negara-negara Barat mendukung para pemimpin pro-Barat di Kyiv.

Sementara, Ukraina mengatakan sedang berjuang untuk keberadaannya. Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa dan Asia telah mengutuk invasi Rusia. China telah menyerukan untuk tenang.

Iran mengatakan pada hari Senin bahwa Amerika Serikat perlu membuat keputusan untuk menyelesaikan kesepakatan untuk menyelamatkan perjanjian nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia. Baca selengkapnya

Pada Hari Selasa, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow.

Menlu Lavrov mengatakan masa depan hubungan Iran-Rusia cerah, karena pembicaraan tentang menghidupkan kembali perjanjian nuklir berada di jalur terakhir.

"Saya yakin bahwa perspektif bahkan lebih mengesankan mengingat kesepakatan untuk menghidupkan kembali Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) ada di tempat yang benar," tandas Menlu Lavrov.