JAKARTA - Perang di Ukraina kemungkinan akan berakhir pada awal Mei, ketika Rusia kehabisan sumber daya untuk menyerang tetangganya, Oleksiy Arestovich, seorang penasihat kepala staf presiden Ukraina, mengatakan pada Senin malam.
Pembicaraan antara Kyiv dan Moskow, di mana Arestovich tidak terlibat secara pribadi, sejauh ini hanya menghasilkan sedikit hasil selain beberapa koridor kemanusiaan dari kota-kota Ukraina yang terkepung.
Dalam sebuah video yang diterbitkan oleh beberapa media Ukraina, Arestovich mengatakan waktu yang tepat akan tergantung pada seberapa banyak, sumber daya yang bersedia diberikan Kremlin untuk kampanye tersebut.
"Saya pikir paling lambat Mei, awal Mei, kita harus memiliki kesepakatan damai, mungkin jauh lebih awal, kita akan lihat, saya berbicara tentang kemungkinan tanggal terbaru," kata Arestovich, melansir Reuters 15 Maret.
"Kami berada di persimpangan jalan sekarang, akan ada kesepakatan damai yang dicapai dengan sangat cepat, dalam satu atau dua minggu, dengan penarikan pasukan dan segalanya," sambungnya.
"Atau akan ada upaya untuk melibatkan beberapa, katakanlah, warga Suriah untuk sebuah ronde kedua dan, ketika kita memerangi mereka juga, kesepakatan pada pertengahan April atau akhir April," tandasnya.
Skenario 'benar-benar gila' juga bisa melibatkan Rusia mengirim wajib militer baru setelah satu bulan pelatihan, katanya.
BACA JUGA:
Kendati demikian, setelah perdamaian disepakati, bentrokan taktis kecil dapat tetap mungkin terjadi selama satu tahun, menurut Arestovich, meskipun Ukraina bersikeras pada pemindahan total pasukan Rusia dari wilayahnya.
Untuk diketahui, perang di Ukraina dimulai pada 24 Februari ketika Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan apa yang disebutnya 'operasi militer khusus', serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.