JAKARTA - Badan intelijen pertahanan Inggris percaya, momentum Rusia dalam perang di Ukraina akan melambat dalam beberapa bulan ke depan, karena tentaranya kehabisan sumber daya, kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Dalam komentar yang dirilis pada Hari Rabu oleh Sueddeutsche Zeitung Jerman, PM Johnson mengatakan pasukan Presiden Vladimir Putin mendorong maju di wilayah Donbas timur, mendatangkan kehancuran tetapi dengan biaya besar dalam tentara dan senjata.
"Layanan intelijen pertahanan kami percaya, bagaimanapun, bahwa dalam beberapa bulan ke depan, Rusia dapat mencapai titik di mana tidak ada lagi momentum ke depan, karena telah menghabiskan sumber dayanya," kata PMJohnson seperti dikutip dalam wawancara, melansir Reuters 23 Juni.
"Kemudian kita harus membantu Ukraina untuk membalikkan dinamika. Saya akan memperdebatkan hal ini di KTT Kelompok Tujuh (di Jerman pada akhir pekan)," sambungnya.
"Sebanyak Ukraina berada dalam posisi untuk memulai serangan balasan, itu harus didukung. Dengan peralatan yang mereka minta dari kami," tandas PM Johnson.
Ditanya seperti apa kemenangan bagi Ukraina, atau kegagalan bagi Presiden Putin, PM Johnson berkata:
"Bahwa kita setidaknya mendapatkan kembali status quo yang ada sebelum 24 Februari dan bahwa pasukannya (Rusia) dipukul mundur dari daerah yang mereka invasi," paparnya.
BACA JUGA:
Diketahui, medan perang utama di Ukraina telah berpindah ke wilayah timur, Donbas, dengan pertempuran hebat di Sievierodonetsk. Itu dilakukan setelah Rusia gagal menguasai kawasan Kyiv dan dipukul mundur.