Kremlin Sebut Tidak Mengetahui Lokasi Dua Tentara Bayaran AS yang Tertangkap di Ukraina
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Пресс-служба Президента России)

Bagikan:

JAKARTA - Kremlin mengatakan pihaknya tidak mengetahui lokasi dua tentara bayaran Amerika yang ditangkap saat berperang di Ukraina timur, meski sebelumnya beredar kabar lokasi keberadaan mereka.

Dua warga AS yang melakukan perjalanan ke Ukraina sebagai pejuang sukarelawan menghadapi Rusia, sempat menghilang selama sepakan, membuat pihak keluarga khawatir akan nasib mereka pekan lalu.

Alexander Drueke (39) dari Tuscaloosa, Alabama dan Andy Huynh (27) dari Hartselle, Alabama, terakhir berhubungan dengan keluarga mereka pada 8 Juni dan tidak kembali dari misi di sekitar wilayah Kharkiv di Ukraina timur. Belakangan, nasib keduanya terungkap setelah diumumkan tertangkap di Ukraina.

Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, kantor berita Interfax melaporkan, orang-orang itu berada di Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri di Ukraina timur.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dalam panggilan telepon dengan wartawan, Moskow tidak dapat mengesampingkan bahwa dua orang yang ditangkap, bisa dijatuhi hukuman mati jika diadili di wilayah separatis.

Meskipun Rusia tidak melaksanakan hukuman mati, Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, yang kemerdekaannya hanya diakui oleh Moskow, memilikinya dalam buku undang-undang mereka.

"Kita bicara tentang tentara bayaran yang mengancam nyawa personel kita. Dan bukan hanya kita, tapi juga personel DPR dan LPR," ujarnya melansir Reuters 21 Juni.

Ditanya apakah mereka dapat diadili di DPR dan dijatuhi hukuman mati, Peskov mengatakan: "Kami tidak dapat mengecualikan apa pun karena ini adalah keputusan pengadilan. Kami tidak pernah mengomentari mereka dan tidak berhak ikut campur dalam keputusan pengadilan."

The Daily Telegraph pekan lalu melaporkan, dua mantan tentara AS Alexander Drueke dan Andy Huynh ditangkap di dekat Kharkov. Sementara, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada 16 Juni, pihaknya siap untuk terlibat dengan Rusia mengenai warga negara AS yang mengambil bagian dalam perang di Ukraina.

Diberitakan sebelumnya, Dmitry Peskov menyebut dua warga negara Amerika Serikat yang tertangkap di Ukraina, merupakan tentara bayaran, melakukan kejahatan yang akan diselidiki dan tidak tunduk terhadap Konvensi Jenewa.