Bagikan:

JAKARTA - Rusia menuding banyak tentara bayaran asing di Kota Mariupol, Ukraina, dengan angkatan bersenjatanya berhasil menjatuhkan drone milik lawan di luar kota tersebut, menurut Kementerian Pertahanan.

Pasukan pertahanan udara Rusia telah menjatuhkan tiga drone Ukraina, termasuk sebuah Bayraktar, kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.

"Pertahanan udara Rusia telah menembak jatuh tiga kendaraan udara tak berawak (drone) Ukraina. Dari mereka, dua ditembak jatuh di luar Mariupol dan Kalininskoe, sementara satu lagi, Bayraktar TB2 buatan Turki, dekat Sakhnovschina, wilayah Kharkov," jelasnya melansir TASS 10 April.

Menurut Konashenkov, dalam 24 jam terakhir, penerbangan taktis Angkatan Udara Rusia dan pasukan rudal Angkatan Darat mengenai 65 sasaran militer Ukraina. Di antara sasaran tersebut yakni empat pos komando dan komunikasi, tiga depot logistik, serta 41 benteng dan area konsentrasi perangkat keras militer Ukraina.

Sebelumnya, Konashenkov menyebut banyak tentara bayaran asing yang berdiam di wilayah Mariupol, berdasarkan lalu lintas radio yang dicegat dari Mariupol menunjukkan komunikasi dengan bahasa negara-negara Eropa.

"Pasukan Republik Rakyat Donetsk dan unit tentara Rusia melanjutkan operasi bersama mereka untuk membebaskan kota Mariupol. Menurut lalu lintas radio yang dicegat bersama dengan Nazi dari batalion Azov dan pasukan reguler Ukraina, ada banyak tentara bayaran asing di wilayah pendudukan. Seiring dengan bahasa Ukraina dan Rusia, enam lagi, kebanyakan bahasa Eropa digunakan," ungkapnya.

"Bukan pembela nilai-nilai, Eropa tetapi tentara bayaran asing, yang datang ke sini untuk membunuh Slavia demi dolar Amerika bersembunyi di balik perisai manusia warga sipil, sekarang terkurung di kota itu," Konashenkov mencatat.

Dia ingat, rezim nasionalis Kiev menolak untuk menarik militan dari Mariupol.

"Kota itu mau tidak mau akan dibebaskan oleh pasukan DPR dan unit tentara Rusia," tambahnya.

Untuk diketahui, Rusia menyebutkan sudah mengetahui lokasi tentara bayaran asing di Ukraina, menyebut akan melanjutkan serangan ke fasilitas tersebut. Konashenkov sendiri awal Maret lalu sudah memperingatkan, tentara bayaran asing yang tertangkap tidak akan dianggap sebagai tahanan perang seperti hukum humaniter internasional.