JAKARTA - Partai Gelora memberikan dukungan terhadap anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang maju di Pilkada Solo Gibran Rakabuming Raka yang berpasangan dengan Teguh Prakosa. Partai baru pecahan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga mendukung menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Medan.
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menyebut keputusan ini diambil dengan pertimbangan dinamika pemilih dan politik di daerah. Dia menegaskan partainya juga memberikan keleluasaan bagi pengurus daerah untuk mengarahkan dukungan terhadap kandidat di pilkada yang akan digelar 9 Desember mendatang.
"Sudah sepatutnya para pengurus di daerah yang lebih mengetahui dinamika tersebut. Itu prinsip kebijakan Gelora dalam pilkada ini," kata Anis dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 18 September.
Anis menilai menilai majunya Gibran dan Bobby dalam kontestasi lima tahunan ini tidak berkaitan dengan keinginan untuk membangun politik dinasti di daerah. Dia menilai setiap warga negara punya hak untuk mengikuti pemilihan secara langsung di Pilkada dengan aturan yang berlaku. Lagipula, Gibran dan Bobby tidak diwarisi langsung jabatan tersebut.
"Kalau jabatannya 'diwariskan' tanpa pemilihan langsung oleh rakyat baru bisa disebut dinasti," tegasnya.
Senada dengan Anis, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah juga menegaskan tidak ada yang namanya politik dinasti dalam terminologi negara demokrasi. Sebab, semua calon yang maju di pemilihan umum akan dipilih melalui proses politik bukan karena warisan kekuasaan secara turun temurun.
"Dalam negara demokrasi tidak akan terjadi dinasti politik sebab kekuasaan demokratis tidak diwariskan melalui darah turun temurun tapi dia dipilih melalui proses politik. Orang yang masuk ke dalam proses itu belum tentu menang dan belum tentu juga kalah," katanya.
BACA JUGA:
Fahri mengatakan, dinasti politik saat ini juga hanya menjadi sebuah simbol saja. Kalaupun ada wilayah yang menerapkan politik dinasti, maka satu-satunya yang ada di Indonesia hanyalah di Yogyakarta yang dipimpin oleh Dinasti Hamengkubuwono.
Eks Wakil Ketua DPR itu tak menampik jika keputusan partainya mendukung Gibran dan Bobby menimbulkan pro dan kontra. Kelompok yang kontra menilai, Partai Gelora telah mendukung praktik dinasti politik yang dilakukan oleh keluarga Presiden Jokowi.
Menanggapi pernyataan semacam itu, Fahri kemudian mengajak mereka untuk berdebat mengenai politik dinasti dan akhirnya memahami pihak-pihak tersebut ternyata tak punya pemahaman soal politik dinasti.
"Akhirnya jadi percakapan di pinggir jalan, percakapan orang yang tidak berkualitas. Jadi orang bodoh itu tidak hanya di istana tapi juga dipinggir jalan karena tidak berkualitas," pungkasnya.