Tegaskan Tidak Mengerahkan Tentara Cadangan ke Ukraina, Presiden Putin: Tugas Diselesaikan oleh Prajurit Profesional
Presiden Vladimir Putin (menggunakan teropong) didampingi Menteri Pertahanan Sergei Shoigu (kiri) dan sejumlah pejabat militer Rusia. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Hari Senin, tugas melaksanakan operasi militer khusus di Ukraina hanya akan melibatkan anggota militer profesional. Prajurit wajib militer tidak berpartisipasi dalam operasi dan tidak akan ada di masa depan.

Dalam ucapan selamatnya pada Hari Perempuan Internasional, 8 Maret, Presiden Putin berbicara kepada kerabat prajurit yang sekarang berpartisipasi dalam operasi militer khusus.

"Saya ingin berbicara kepada ibu, istri, saudara perempuan, pengantin dan pacar tentara dan perwira kami yang sekarang membela Rusia selama operasi militer khusus. Saya mengerti bagaimana Anda khawatir tentang orang yang Anda cintai dan dekat. Bangga pada mereka, sama seperti seluruh negeri bangga pada mereka dan khawatir tentang mereka," ujarnya melansir Sputnik News 8 Maret.

Saya ingin menekankan, tentara yang bertugas aktif tidak dan tidak akan berpartisipasi dalam permusuhan. Dan tidak akan ada tambahan pemanggilan cadangan," ujarnya.

"Tugas yang ditetapkan hanya diselesaikan oleh prajurit profesional. Saya yakin mereka akan memastikan keamanan dan perdamaian bagi rakyat Rusia," tandas Presiden Putin.

Diketahui, Presiden Putin memberikan izin operasi militer khusus di Ukraina mulai 24 Februari lalu, dengan tujuan utama menurutnya untuk melindungi "orang-orang yang telah menjadi sasaran diskriminasi dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun." Presiden Putin juga menyebut tidak akan melakukan pendudukan wilayah di Ukraina.

Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Angkatan Bersenjata hanya menargetkan infrastruktur militer serta pasukan Ukraina, dan tidak mengancam warga sipil. Dengan dukungan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, kelompok milisi DPR (Republik Rakyat Donetsk) dan LPR (Republik Rakyat Lugansk) juga ikut serta dalam pertempuran.