JAKARTA - Intelijen militer Ukraina mengatakan pada Hari Selasa, pasukan Ukraina telah membunuh seorang jenderal Rusia di dekat Kota Kharkiv yang terkepung, komandan senior Rusia kedua yang tewas dalam invasi tersebut.
Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, wakil komandan pertama tentara ke-41 Rusia, tewas pada Senin, kata Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 8 Maret
Kementerian Pertahanan Rusia tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut.
Sebelum kematian Gerasimov, jenderal Rusia lainnya, Andrei Sukhovetsky, juga seorang wakil komandan tentara ke-41, dilaporkan tewas pada akhir Februari.
Sementara mengutip The Guardian, Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov tewas bersama dengan perwira perwira senior lainnya. Kementerian juga menyiarkan apa yang diklaim sebagai percakapan antara dua petugas FSB Rusia yang membahas kematian itu, mengeluh komunikasi aman mereka tidak lagi berfungsi di dalam Ukraina.
Badan jurnalisme investigasi Bellingcat mengatakan telah mengkonfirmasi kematian Gerasimov dengan sumber Rusia. Direktur eksekutifnya, Christo Grozev, mengatakan mereka juga telah mengidentifikasi pejabat senior FSB dalam percakapan yang disadap.
Jenderal Gerasimov turut ambil bagian dalam perang Chechnya kedua, operasi militer Rusia di Suriah, dan pencaplokan Krimea, memenangkan medali dari kampanye tersebut.
Hilangnya perwira berpangkat tinggi terjadi pada saat banyak pasukan invasi Putin terhambat oleh masalah logistik, moral yang buruk dan perlawanan Ukraina. Kegagalan sistem komunikasi terenkripsinya bisa menjadi pukulan berat lainnya.
BACA JUGA:
"Dalam panggilan tersebut, Anda mendengar petugas FSB yang berbasis di Ukraina bertanya kepada bosnya apakah dia dapat berbicara melalui sistem Era yang aman. Bos mengatakan Era tidak berfungsi," tulis Grozev di Twitter.
"Era adalah sistem cryptophone super mahal yang (Kementerian Pertahanan Rusia) perkenalkan pada tahun 2021 dengan sangat meriah. Itu dijamin (untuk) bekerja dalam semua kondisi."
Untuk diketahui, Ukraina mengatakan pasukannya telah membunuh lebih dari 11.000 tentara Rusia. Rusia telah mengkonfirmasi sekitar 500 kerugian. Sementara, Tidak ada pihak yang mengungkapkan korban Ukraina.