Bagikan:

JAKARTA - Terpilihnya Yoshihide Suga sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang langsung menarik perhatian Korea Selatan (Korsel). Secara langsung, Presiden Korsel Moon Jae-in mengajak Suga untuk duduk bersama menormalisasi hubungan kedua negara dari perselisihan sejarah dan ekonomi.

Pernyataan itu disampaikan Korsel pada Rabu, 16 September. Dalam suratnya kepada Suga, Moon mengungkap Jepang dan Korsel dapat berkerja sama dalam berbagai kepentingan strategis kedua negara. Apalagi, Jepang merupakan saudara terdekat Korsel secara geografis dan budaya.

“Pemerintah kami berencana untuk bekerja sama secara aktif dengan pemerintahan Suga. Hal itu dalam rangka mengatasi perselisihan sejarah masa lalu dan memperkuat kerja sama praktis,” kata Juru Bicara Gedung Kepresidenan Korsel, Kang Min-seok dikutip Reuters.

Kang juga menambahkan bahwa kerja sama yang ingin dibangun Korsel juga meliputi masalah ekonomi dan pertukaran para tenaga ahli dari kedua negara. Sebagai bentuk keseriusan, Kang menegaskan bahwa presidennya telah mengirim surat kepada pendahulu Suga, SHinzo Abe. Dalam surat itu, Moon berharap Abe cepat sembuh dari penyakitnya.

Berdasarkan sejarah, hubungan antara Jepang dan Korsel telah memburuk sejak tahun 1910. Kala itu, perselisihan berasal karena pendudukan Jepang atas Korsel dari tahun 1910-1945. Kondisi itu semakin diperburuk dengan perintah dari Mahkamah Agung Korsel pada 2018 yang memutuskan Jepang harus membayar kompensasi atas kerja paksa rakyatnya selama Perang Dunia kedua.

Tak hanya itu, hubungan kedua kembali memanas pada tahun lalu. Penyebabnya tak lain karena Jepang akan menghentikan perlakuan istimewa kepada Korsel untuk pengiriman bahan baku berteknologi tinggi.

Hal itu nyatanya semakin menyudutkan Korsel. Sebab, perusahaan besar di Korsel seperti Samsung Electronics Co. sangat bergantung pada bahan baku yang dikirim oleh Jepang.