JAKARTA - Korea Selatan (Korsel) mengusulkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Utara (Korut) pada Olimpiade Tokyo 2021. Apa tujuannya?
Seperti diwartakan Chosun Ilbo, Kepala Intelijen Korsel Park Jie-won memberikan pengajuan tersebut dalam kunjungan kenegaraan pertamanya di Jepang, pada Minggu 8 November. Itu merupakan perjalanan pertamanya sebagai kepala Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS). Tujuannya, untuk memperbaiki hubungan yang menegang karena masalah masa lalu yakni kerja paksa di era kolonialisme 1910-1945.
Saat bertemu Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga pada 10 November kemarin, Park Jie-won juga membahas masalah denuklirisasi Korut. Selain itu ia berharap pada pertemuan tahun depan mereka dapat membahas penculikan warga Jepang oleh agen Korut, kata surat kabar itu.
Hubungan Jepang dengan Korut dan Korsel telah lama sulit. Keadaan tersebut semakin memanas karena Jepang, Korsel, dan Korut memiliki sejarah penjajahan di semenanjung Korea yang masih menyisakan luka.
Park Jie-won menyampaikan kesediaan Presiden Korsel Moon Jae-in untuk menormalisasi hubungan dengan Jepang. Namun hal tersebut harus diawali dengan permintaan maaf atau ekspresi penyesalan Jepang atas kerja paksa masa perang, kata surat kabar itu.
"Olimpiade dapat memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah bilateral kerja paksa dan masalah regional termasuk program nuklir Korut dan penculikan orang Jepang," kata surat kabar tersebut mengutip Park Jie-won.
Hubungan masa depan
Sementara itu, menurut kantor berita Korsel Yonhap, Park Jie-won telah menyarankan agar Presiden Korsel Moon Jae-in dan PM Jepang Yoshihide Suga mengumumkan deklarasi baru untuk membangun janji bersama 1998 tentang "hubungan berorientasi masa depan". "Kedua pemimpin sangat ingin menyelesaikan masalah saat ini," kata Park Jie-won seperti dikutip Yonhap.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato tidak merinci usulan KTT itu dalam sebuah arahan. Tetapi Suga mengatakan kepada Park Jie-won bahwa kerja sama antara Jepang, Korsel dan AS sangat penting dalam menangani Korut.
Kato mengutip Suga yang menuntut agar Korsel "menciptakan kesempatan untuk memulihkan hubungan yang sehat antara Jepang dan Korsel, yang berada dalam situasi yang sangat parah."
BACA JUGA:
Perselisihan sejarah juga telah menggelapkan prospek KTT trilateral yang diharapkan oleh China. Hal tersebut dikarenakan Suga menyatakan niatnya untuk tidak bergabung dalam pertemuan tersebut. Suga hanya ingin menghadiri KTT jika Korsel berjanji untuk tidak melikuidasi aset perusahaan Jepang untuk memberi kompensasi kepada para korban kerja paksa.
Terlepas dari pergumulan yang terus-menerus antara Korsel dan Jepang, seruan telah tumbuh bagi kedua negara untuk bergerak melampaui permusuhan historis mereka. Hal tersebut dikarenakan pemerintahan Joe Biden yang akan datang, yang diperkirakan menginginkan multilateralisme untuk memperkuat kepemimpinan global Amerika, akan menolak celah dalam aliansi jaringan regional.