COVID-19: Oksigen Makin Menipis untuk India yang Makin Kritis
Ilustrasi foto (Annie Spratt/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Jumlah kasus COVID-19 di India melonjak melewati lima juta, pada Rabu, 16 September. Hal tersebut menambah tekanan pada rumah sakit yang bergulat dengan pasokan oksigen yang tak dapat diandalkan. Padahal mereka sangat membutuhkannya untuk merawat puluhan ribu pasien yang kritis.

Melansir Reuters, di negara-negara bagian besar yang sekaligus daerah paling parah terdampak, Maharashtra, Gujarat, dan Uttar Pradesh, permintaan oksigen meningkat tiga kali lipat. Dokter dan pejabat pemerintah melancarkan seruan agar bantuan pasokan oksigen segera diturunkan.

“Pasien yang putus asa telah menelepon saya sepanjang malam. Tetapi saya tidak tahu kapan saya akan mendapatkan persediaan oksigen,” kata Rishikhesh Patil, pemasok oksigen di kota barat Nashik.

Korban tewas akibat COVID-19 di India sekarang mencapai 82.066, dengan 1.290 kematian tercatat dalam 24 jam sebelumnya. India memiliki epidemi COVID-19 yang tumbuh paling cepat di dunia. Pertambahan pesat jutaan kasus COVID-19 terakhir terjadi hanya dalam 12 hari. Dengan itu India jadi negara kedua yang memiliki kasus tertinggi di dunia setelah AS.

Setidaknya enam persen dari hampir satu juta kasus aktif di India membutuhkan dukungan oksigen, kata pejabat Kementerian Kesehatan Rajesh Bhushan. Persediaan mencukupi, tetapi pemerintah negara bagian harus memantau penggunaan dan simpanannya, katanya. “Masalahnya terjadi ketika di tingkat fasilitas, tidak ada manajemen inventaris. Setiap negara bagian harus memastikan ini,” kata Bhushan.

Di ibu kota negara bagian terpadat di India, Uttar Pradesh, total kebutuhan tabung oksigen mencapai lima ribu silinder dibandingkan dengan seribu silinder pada waktu normal, kata seorang pejabat pemerintah. Sementara, Negara Bagian Maharashtra yang terkena dampak paling parah telah memutuskan mengurangi pasokan oksigen ke negara-negara tetangga.

Hal tersebut untuk memenuhi permintaan oksigen yang terus meningkat di daerahnya sendiri. Kendaraan yang membawa oksigen akan langsung melaju dan dapat menggunakan sirene untuk memastikan mereka mencapai rumah sakit lebih cepat.

Ravindra Khade Patil, seorang dokter yang mengelola dua rumah sakit swasta di Mumbai berbicara tentang tekanan yang dia hadapi untuk memastikan dia dapat memasok oksigen. Dua hari lalu, pemasok oksigen ke rumah sakitnya tidak muncul pada waktu biasanya.

Patil menelepon pemasok dengan panik dan kemudian ke rumah sakit dan anggota parlemen terdekat. Ia menyampaikan jika oksigen tidak tiba tepat waktu, akan terlambat bagi beberapa pasiennya yang mengalami kondisi paling kritis. Akhirnya, lewat tengah malam, berkat tekanan dari seorang pejabat pemerintah, oksigen tiba.

“Jika mereka datang terlambat bahkan beberapa jam, kami bisa kehilangan lima atau enam pasien. Setiap hari, kami khawatir apakah kami dapat memenuhi kebutuhan kami, apakah oksigen akan tiba atau tidak,” kata Patil.