JAKARTA - Korea Selatan (Korsel) memperpanjang kebijakan social distancing selama 16 hari pada Minggu 19 April, tetapi menawarkan aturan yang sedikit longgar bagi gereja dan pusat olahraga. Hal tersebut dikarenakan kasus COVID-19 di Korsel semakin menurun, yaitu menjadi delapan kasus COVID-19 baru dua hari belakangan, terendah dalam dua bulan. Lima di antaranya adalah imported case.
Melansir Reuters, Senin 20 April, pedoman yang sedikit santai berarti tempat-tempat berisiko tinggi seperti gereja akan menghadapi pembatasan yang lebih longgar. Sementara pertandingan olahraga seperti Liga Organisasi Bisbol Korea (KBO) yang populer dapat dilanjutkan tanpa audiensi.
"Paling aman adalah untuk tetap melakukan social distancing yang intensif, tetapi itu tidak mudah secara realistis. Kita perlu menemukan jalan tengah,” kata Perdana Menteri (PM) Korsel Chung Sye-kyun mengatakan pada pertemuan pejabat pemerintah yang disiarkan televisi.
"Jika kita dapat mempertahankan manajemen yang stabil pada level saat ini, kita akan beralih ke 'jarak sosial rutin' mulai 6 Mei," tambah PM Chung.
Otoritas kesehatan mengatakan, kondisi ini akan memungkinkan pembukaan kembali ekonomi, sambil mempertahankan pedoman tentang disinfeksi dan mencegah penyebaran virus dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:
Pada Maret, Korsel mengeluarkan perintah administrasi yang sangat merekomendasikan fasilitas keagamaan, olahraga dalam ruangan, dan hiburan seperti klub malam menangguhkan pengoperasiannya. Peraturan tersebut sekarang sedikit melunak, memungkinkan fasilitas-fasilitas tersebut memulai kembali operasi selama mereka mematuhi pedoman disinfeksi.
"Pemerintah akan mengevaluasi tingkat risiko setiap dua minggu dan menyesuaikan tingkat social distancing bila perlu," kata Menteri Kesehatan Korsel Park Neung-hoo.
Angka terbaru COVID-19 adalah pertama kalinya hanya satu digit sejak 18 Februari, ketika Korsel melaporkan lonjakan yang signifikan. Otoritas kesehatan menyebut, tren kasus COVID-19 yang semakin turun merupakan kabar baik, tetapi mengeluarkan catatan peringatan tentang prediksi-prediksi lainnya.
“Kami terus waspada untuk memastikan kami tidak melewatkan infeksi baru, atau apakah epidemi dapat disebarkan oleh pasien tanpa gejala atau infeksi ringan,” kata kepala KCDC Jeong Eun-kyeong dalam sebuah pengarahan.
Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan, kemajuan Korsel memberi harapan bahwa COVID-19 dapat diatasi di bagian dunia lainnya. Awal tahun ini, Korsel memiliki jumlah kasus COVID-19 terbesar di luar China. Namun sekarang Korsel dapat menurunkan jumlah kasus secara drastis.
"Pemerintah akan mempersiapkan kehidupan sehari-hari yang baru dan tatanan dunia baru 'pasca-COVID' dengan kekuatan terpadu warga," kata Presiden Moon Jae-in.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara kepada Presiden Korsel pada Sabtu 18 April dan menyatakan penghargaan atas bantuan Korsel dalam pengadaan tes COVID-19 untuk AS.