DEPOK – Di tengah kesedihan Nurul Arifin atas meninggalnya Maura Magnalia, dia mengingat cita-cita sang putri ingin sekali menjadi dosen. Dalam menggapai keinginannya, Nurul pun mendukungnya dengan penuh hingga akhirnya mendiang Maura bisa mendapat gelar S2 di Sydney University Social Culture.
“Iya dia pengen jadi dosen. Kan dia selama sebelum pandemi dia ngajar ekschool di Nafi Scientis tentang sains. Nah dia tuh nemukan passion-nya tuh di situ,” kata Nurul kepada wartawan di Ciloto II Puri Cinere, Depok, Selasa, 25 Januari.
Kata Nurul, Maura berjuang hingga dia berhasil menyelesaikan sekolahnya di Sydney University Social Culture. Namun, kata Nurul, tak lama lagi dia akan wisuda.
“Sekolah sudah selesai tapi belum wisuda. Dia belajar S2 di Sydney University Social Culture, kebudayaan masa kini. (Jadi) nerobos segala macam ukuran postrus dan segala macamnya.,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu Nurul juga menceritakan, bila Maura sering merasa frustasi dengan kehidupannya. Kendati demikian, Nurul tidak bisa menjelaskan lebih detil.
“Cerita banyak hal tentang kekhawatiran dia, tapi juga tidak terlalu mendalam. Dengan adiknya sangat dekat karena memang mereka hanya berdua kan. Mungkin adiknya dianggap yang lebih memahami kakaknya,” tuturnya.
BACA JUGA:
Perihal anaknya sempat ingin membuat buku, Nurul mengaku belum mengetahuinya. Namun, hingga saat ini belum menemukan penerbit untuk meluncurkan bukunya.
“(Buku itu tentang) Penggambaran dirinya buat saya dia seorang pemberontak dia anti mainstream,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Maura Magnalia putri Mayong Suryo Laksono dan Wakil Ketua Umum (Ketum) Golkar Nurul Arifin, meninggal dunia di usia 28 tahun. Maura disebut mengalami serangan jantung.
"Kalau penyebab sakitnya kan henti jantung, karena memang kondisinya lagi drop, dia tidak tidur lagi ngurusi wisudanya bulan depan. Dia akan wisuda dari Sidney Unversity, dia baru selesai S2," kata Mayong kepada wartawan di Ciloto II Puri Cinere, Selasa, 25 Januari.