Bagikan:

JAKARTA - Tak ada yang bisa memprediksi umur dan cara meninggalnya seseorang. Bagi Nurul Arifin dan Mayong Suryolaksono penyataan itu terasa benarnya setelah Maura Magnalia meninggal dunia.

Maura meninggal dunia pukul 5 pagi hari ini, Selasa, 25 Januari. Padahal 4 jam sebelumnya, Maura dan Mayong masih berbincang tentang rencana kerja di Bali.

Maura ditemukan pembantunya tertidur lemas di meja makan. Ketika dibawa ke rumah sakit, Maura sudah dingin. "Tadi malam jam 1 masih ngobrol sama Mas Mayong. Setengah 5 pembantu bangun dia sudah tertidur di meja makan, diangkat sudah dingin," papar Nurul di Cinere, Depok.

"Pada saat itu badan Maura mengigil. Lalu kami bawa ke rumah sakit. Lalu meninggal saat tiba di sana atau istilahnya dead on arrival," kata Mayong kepada VOI yang hadir di rumah duka.

Mayong mengungkapkan percakapan terakhirnya dengan putrinya. "Dia bilang keterima kerja di Bali, masih di masa yang agak sulit. Sekolah sudah selesai tapi belum bisa wisuda, di sisi lain dia harus sudah mencari kerja. Dari beberapa lamaran, ada satu yang minta dia datang tapi di Bali. Kalau misalnya masih hidup, hari ini saya anjurkan untuk follow up," ujarnya.

Nurul menceritakan anaknya ingin menjadi dosen setelah lulus S2 karena suka mengajar seperti ayahnya. Sayangnya, kondisi Maura membuatnya tak bisa mengikuti wisuda.

"Konsen kami lebih ke Maret bisa nggak ke Australia untuk wisuda. Apa yang saya lihat sekarang, ini bentuk frustasi. Mungkin akibat dari pandemi banyak larangan ini itu, membuat dia tidak bebas berekspresi, berteman, frustasinya agak dalam," terang Nurul Arifin.

Kesedihan tak bisa dibendung dari raut wajah Nurul Arifin. Semasa hidup, Nurul mengaku memberikan ekspektasi tinggi bagi putrinya.

"Kepada semua orang tua saya berpesan supaya lebih dekat dengan anak. Jangan emosional menghadapi anak saat sekolah lewat laptop dan handphone. Karena saya merasakan, kalau terlalu keras dengan anak, hasilnya adalah anak jadi pemberontak. Jadi kalau bisa berikan cinta sebanyak-banyaknya," pesan Nurul Arifin.

Nurul Arifin menuturkan, Maura Magnalia akan dikuburkan di San Diego Hils, Jakarta Selatan, Rabu, 26 Januari, pukul 10.00 WIB.