Bagikan:

YOGYAKARTA - Hipertensi atau tekanan darah tinggi, merupakan kondisi kesehatan yang umum dan dapat berdampak serius jika tidak ditangani. Ada dua jenis hipertensi yaitu primer dan sekunder.

Meskipun keduanya menyebabkan tekanan darah meningkat, penyebab dan cara pengelolaannya berbeda. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan hipertensi primer dan sekunder secara mendasar.

Perbedaan Hipertensi Primer dan Sekunder

Dilansir dari laman bethandhowardbravermd, berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui mengenai hipertensi primer dan sekunder:

  • Tentang Hipertensi Primer

Ketika orang berbicara tentang tekanan darah tinggi kronis, maka mereka biasanya merujuk pada hipertensi primer. Hal ini dikarenakan hipertensi primer, juga disebut hipertensi esensial, menyumbang sekitar 95% dari hipertensi.

Hipertensi primer tidak memiliki satu penyebab pasti, tetapi faktor risiko tertentu meningkatkan kemungkinan Anda terkena kondisi ini, di antaranya:

  • Merokok
  • Riwayat keluarga
  • Gaya hidup tidak sehat
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Pola makan yang buruk
  • Tidak mengelola stres

Karena tekanan darah tinggi dapat berkembang tanpa sebab yang dapat diidentifikasi, penting untuk mengevaluasi tekanan darah Anda setidaknya sekali setiap tahun. Diagnosis dini memudahkan pengobatan dini, yang dapat menghentikan kerusakan lebih lanjut pada pembuluh darah Anda.  

Baca juga artikel yang membahas Perbedaan HMPV dan COVID-19: Awal Ditemukan, Gejala, dan Obatnya

  • Hipertensi Sekunder

Tidak seperti hipertensi primer, hipertensi sekunder berkembang karena kondisi medis atau penyakit yang mendasarinya. Hipertensi sekunder jarang terjadi, dan hanya mempengaruhi sekitar 5% orang dengan tekanan darah tinggi kronis.  

Adapun beberapa penyakit yang mendasarinya hipertensi sekunder, mulai dari, ginjal, adrenal, hiperparatiroidisme, tiroid, penyempitan aorta, dan obstructive sleep apnea.

Selain itu, efek samping dari beberapa obat juga dapat berkontribusi pada hipertensi sekunder, termasuk pil KB, obat anti-inflamasi non-steroid (seperti ibuprofen dan aspirin), stimulan, beberapa antidepresan, dekongestan, dan pil diet.

  • Gejala Hipertensi Primer dan Sekunder

Baik hipertensi primer maupun sekunder dapat terjadi dan memiliki tanpa gejala atau tanda spesifik. Berbagai gejala ini dapat terjadi ketika tekanan darah Anda sangat tinggi, mulai dari pengobatan tidak berhasil (padahal sebelumnya berhasil), tekanan darah menjadi sangat tinggi, dan tidak ada riwayat keluarga mengidap hipertensi. 

Selain itu, gejala hipertensi sekunder juga dapat terjadi ketika awal mulai hipertensi mendadak sebelum usia 30 atau setelah 55, dan pasien tidak obesitas.

Jika Anda memiliki salah satu dari tanda-tanda hipertensi sekunder ini, makas sebaiknya diskusikan dengan penyedia layanan kesehatan atau dokter.

Pengobatan untuk Hipertensi

Umumnya pengobatan dan perawatan hipertensi akan mempertimbangkan berbagai riwayat medis, gaya hidup, dan jenis tekanan darah Anda. Kemudian untuk pasien dengan hipertensi sekunder, sangat penting untuk mengobati atau mengelola kondisi medis yang mendasarinya.

Selain itu, banyak perawatan untuk hipertensi primer juga efektif dalam mengendalikan hipertensi sekunder. di antaranya:

  • Melakukan perubahan gaya hidup sehat, seperti memperbaiki diet dan memasukkan olahraga teratur
  • Mempraktikkan manajemen stres, seperti latihan pernapasan, yoga, dan meditasi
  • Menghapus kebiasaan buruk, seperti merokok dan mengonsumsi terlalu banyak alkohol
  • Mengonsumsi obat-obatan untuk merelaksasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah
  • Mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau tekanan darah Anda dan melakukan kontrol sesuai dengan rencana perawatan sesuai dengan kebutuhan Anda.

Selain perbedaan hipertensi primer dan sekunder, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!