Wapres Tegaskan PTM 100 Persen Bakal Dievaluasi Jika COVID-19 Terus Meningkat Akibat Omicron
ILUSTRASI ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut pemerintah akan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen jika kasus COVID-19 di Indonesia terus meningkat.

Pemerintah sebelumnya memprediksi lonjakan kasus akan terjadi pada bulan Februari seiring dengan pertambahan penularan varian Omicorn di masyarakat.

"Kita akan terus sesuaikan dengan kondisi. Apabila situasi masih terkendali, tidak apa (PTM) 100 persen. Tapi daerah-daerah tertentu mungkin ya itu akan kita sesuaikan nanti," kata Ma'ruf Amin dalam keterangan yang diterima VOI, Jumat, 21 Januari.

"Kalau itu akibatnya itu Omicron yang tinggi, kan tidak semua daerah. Nah, mungkin kita akan lihat beberapa beberapa waktu ini terutama memasuki Februari yang diduga akan terjadi lonjakan, akan kita sesuaikan terus," lanjut dia.

Pada prinsipnya, kata Ma'ruf, pemerintah selalu menyesuaikan penanganan pandemi dengan melihat kondisi secara komprehensif. Namun, ia menegaskan sampai sekarang belum ada perubahan pelaksanaan PTM.

"Semua itu kan sesuai dengan tantangan yang kita hadapi. Kalau terjadi (kasus) meninggi, ya tentu akan kita perketat. Kalau sudah turun, baru kita longgarkan termasuk PTM. Jadi, sampai hari ini memang belum diubau peraturannya. Tapi kalau ada sesuatu, maka kemudian kita akan segera sesuaikan," jelas dia.

Sebelumnya, prediksi pemerintah soal lonjakan kasus COVID-19 akibat penyebaran varian Omicron semakin nampak. Tercatat selama tiga minggu terakhir, pertambahan kasus positif baru naik lima kali lipat.

Dua minggu lalu, kasus COVID-19 mingguan sebanyak 1.501 kasus. Kasus mingguan pada seminggu lalu bertambah sebesar 3.027 kasus. Lalu, pada minggu ini, kasus mingguan bertambah 5.454.

"Saat ini, jumlah kasus positif nasional mengalami peningkatan dalam 3 minggu terakhir yaitu meningkat 5 kali lipat dari 1.123 kasus menjadi 5.454 kasus," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito.

Wiku mengungkapkan, kasus aktif COVID-19 pada minggu ini berjumlah, 8.605 kasus. Angka ini naik lebih dari 3 ribu kasus dibandingkan dengan minggu lalu yang hanya 5.494 kasus.

Khusus varian Omicron, per tanggal 20 Januari telah terdeteksi 1.078 kasus di Indonesia. Rinciannya, sebanyak 756 kasus merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), 257 transmisi lokal, dan 65 kasus masih diidentifikasi.