India Tuduh China Lakukan Aksi Provokasi di Area Perbatasan
PM India Narendra Modi saat mengunjungi perbatasan India-China (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - India menuduh pasukan China melakukan tindakan provokatif di dekat perbatasan daerah yang disengketakan di dataran tinggi Himalaya. Tindakan tersebut melanggar kesepakatan sebelumnya antara dua negara rival bersenjata nuklir itu, yang dimaksudkan untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut.

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh dari Kementerian Pertahanan India. Melansir CNN, Kementerian Pertahanan India mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat China melakukan gerakan militer yang provokatif untuk mengubah status quo. Pihak India juga mengatakan tentara China melanggar konsensus sebelumnya yang dicapai selama keterlibatan militer dan diplomatik sedang berlangsung di Ladakh Timur.

Pernyataan itu juga mengatakan pasukan India mendahului aktivitas militer China di tepi selatan Danau Pangong Tso. Mereka melakukan tindakan untuk memperkuat posisi tentara India dan menggagalkan niat China untuk mengubah fakta di lapangan secara sepihak. Namun Kementerian Luar Negeri China membantah adanya serangan ke wilayah India. 

"Pasukan perbatasan China selalu dengan ketat mematuhi Garis Kontrol Aktual dan tidak pernah melewati garis. Pasukan perbatasan kedua negara telah menjaga komunikasi di Garis Kontrol," kata juru bicara Zhao Lijian.

Saling tuduh

Sebaliknya, pada Senin 31 Agustus malam, seorang juru bicara militer China mengklaim pasukan India telah menyeberangi Garis Kontrol Aktual. Hal tersebut dianggap melanggar kedaulatan China.

"Kami dengan sungguh-sungguh menuntut pihak India segera menarik pasukannya yang secara ilegal melintasi garis kendali, secara ketat mengontrol dan menahan pasukan garis depan, dan mematuhi komitmennya untuk menghindari eskalasi situasi lebih lanjut," kata Zhang Shuili, juru bicara Komando Teater Barat PLA.

Insiden ini adalah yang terbaru dari serangkaian gejolak teritorial yang telah berlangsung lama antara India dan China di Himalaya. Pada 1962, India dan China terlibat dalam perang perbatasan yang menewaskan ribuan orang. 

Setelah konflik, kedua belah pihak menetapkan Garis Kontrol Aktual sepanjang 3.379 kilometer, meskipun tidak ada pihak yang setuju tentang lokasinya yang tepat. Keduanya kerap saling menuduh telah melewati batas atau berusaha memperluas wilayahnya.

Bentrokan tidak jarang terjadi di sepanjang perbatasan terpencil yang sebagian besar merupakan gunung-gunung. Namun, insiden pada 15 Juni adalah yang paling mematikan dalam beberapa dekade dan menyebabkan jatuhnya hubungan antara China dan India.

Meskipun ketegangan telah mereda dalam beberapa bulan sejak itu, kedua belah pihak mempertahankan kehadiran pasukan dalam jumlah besar di wilayah perbatasan. Hal tersebut meningkatkan risiko potensi kesalahan perhitungan jika terjadi bentrokan mendadak dan tidak terduga.

"Mengejutkan bahwa tentara India secara terbuka melanggar perjanjian, melanggar janji mereka sendiri dan melanggar Garis Kontrol Aktual untuk memprovokasi pihak China pada 15 Juni," kata Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan China, pada akhir Juni. 

"Ketika pasukan militer China datang untuk bernegosiasi, mereka tiba-tiba diserang oleh pasukan India, dan itu menyebabkan pertempuran fisik antara kedua belah pihak dan menimbulkan korban," tambahnya. 

Pertemuan tingkat tinggi telah diselenggarakan antara komandan militer China dan India sejak bentrokan Lembah Galwan, Ladakh Timur. Pertemuan tersebut membantu menenangkan situasi di sepanjang perbatasan de facto atau dikenal sebagai Garis Kontrol Aktual.