JAKARTA - Ratusan orang di berbagai kota besar India menggelar unjuk rasa besar-besaran hari ini. Mereka menolak rencana gegabah pemerintah yang memaksakan siswa mengikuti ujian sekolah di tengah pandemi COVID-19.
Melansir Reuters, para demonstran merasa empunya kebijakan telah menutup mata terhadap peningkatan kasus COVID-19 di India. Pasalnya, angka penyebaran COVID-19 sedang tinggi-tingginya. Sejauh ini India telah mengonfirmasi 3.387.500 kasus penularan COVID-19 sementara 61.529 kasus meninggal dunia.
Dalam aksi tersebut, pengunjuk rasa menuntut pemerintah melihat realita yang ada, dan berhenti memaksa siswa untuk ujian sekolah. Demonstrasi lantas berujung bentrok dengan kepolisian yang ingin membubarkan massa di Kota Ahmedabad.
Unite your voice with lakhs of suffering students. #SpeakUpForStudentSafety from 10am onwards.
Let’s make the Govt listen to the students.
लाखों परेशान छात्रों के साथ अपनी आवाज़ जोड़िए। #SpeakUpForStudentSafety आज 10 बजे से।
आइए, सरकार से छात्रों की बात सुनने की माँग करें। pic.twitter.com/NBri5lx8Ff
— Rahul Gandhi (@RahulGandhi) August 28, 2020
Sementara itu Rahul Gandhi, pemimpin partai oposisi dalam kicauannya di Twitter mengimbau pemerintah untuk tidak menjadikan siswa sebagai korban dari kebijakannya yang tak terukur. “Penting bagi pemerintah untuk mendengarkan siswa,” tegasnya.
Meski begitu, Menteri Pendidikan India, Ramesh Pokhriyal membantah mengorbankan siswa. Menurutnya, justru karena penundaan ujian siswa akan terbebani. Yang mana, penundaan akan membuat mereka semakin tertinggal banyak pelajaran.
BACA JUGA:
Sebelumnya, ujian sekolah telah dua kali di batalkan, yakni pada bulan April dan Mei. Pemerintah merasa perlu memaksa ujian sekolah dilangsungkan agar siswa tak ketinggalan pelajaran terlalu jauh. Namun keputusan itu mengundang gelombang penolakan.
Kebalikannya, para orang tua dan siswa justru menginginkan ujian tetap ditunda sampai kondisi benar-benar aman. Apalagi, beberapa siswa merasa kesulitan untuk berpergian ke tempat ujian karena pembatasan transportasi dan kuncitara masih berlaku di beberapa kawasan.